Pentingnya Etika Batuk dan Bersin Agar Tidak Tularkan Penyakit

| 06 Mar 2020 18:50
Pentingnya Etika Batuk dan Bersin Agar Tidak Tularkan Penyakit
Ilustrasi (Pixabay)
Bandung, era.id – Penularan COVID-19 banyak terjadi lewat droplet atau percikan batuk, bersin, dan kontak langsung dengan pasien terinfeksi. Maka untuk mengurangi penularan virus perlu digencarkan edukasi pada pasien tentang etika batuk, bersin dan kontak.

“Kalau seseorang ada gejala maka dia sendiri yang harus membuat supaya tidak menularkan ke orang lain. Mudahnya, terapkan etika batuk, dan pakai masker. Jadi pasiennya yang diutamakan pakai masker kalau masih memungkinkan,” terang Dr. dr. Djatnika Setiabudi, Sp.A(K), MCTM.

Penerapan etika batuk, bersin, dan kontak penting untuk menghambat penularan virus antar manusia. Apalagi saat ini COVID-19 sudah terdapat di semua belahan dunia. Perkembangan terbaru, penularan banyak terjadi di lingkungan pasien.

Bagaimana etika buang droplet yang benar bagi pasien? Djatnika bilang, pasien maupun orang yang kontak dengan pasien harus diberi edukasi etika tentang batuk dan bersin. Bahwa setiap batuk dan bersin akan ada percikan yang mengandung virus.

Saat batuk dan bersin, pasien sebaiknya menutupnya dengan tisu sekali pakai yang bisa segera dibuang ke tempat sampah. “Buangnya ke mana? ke tempat sampah yang khusus medis, harus yang tidak kontak dengan tangan, misalnya yang bisa dibuka dengan kaki,” katanya.

Tempat sampah tersebut terutama harus disediakan di tempat pelayanan kesehatan. Setelah batuk dan bersin, pasien harus segera membersihkan tangan dengan cairan beralkohol atau sabun.

Pasien juga diharuskan memakai masker sehingga percikannya bisa terjaga. “Pasien yang ada gejala batuknya itu harus dipakaikan masker, ini yang penting. Bukan sebaliknya (orang sehat pakai masker),” katanya.

Orang yang terinfeksi COVID-19 bisa menularkan dengan berbagai cara, yang paling utama ialah dengan droplet. Dalam setiap batuk atau bersin, akan keluar percikan seukuran 5 mikron dengan jarak sebarnya 1-2 meter.

“Jadi penularannya pendek. Kalau kita berdekatan kurang dari satu meter, mungkin sedang TikTok atau dansa,” katanya.

Droplet tersebut bisa masuk melalui mulut, hidung, mata dan permukaan tubuh lainnya. Di layanan kesehatan, droplet bisa terdapat di alat-alat kesehatan bekas pemeriksaan pasien. Dalam penelitian COVID-19, petugas kesehatan justru yang banyak terinfeksi akibat sebaran droplet.

Djatnika mencatat, dari 138 pasien terkonfirmasi Covid-19, 40 orang di antaranya adalah petugas kesehatan. “Sehingga kita harus lebih waspada sekali dalam merawat pasien,” terangnya.

Untuk masyarakat, Djatnika merekomendasikan agar sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. “Jangan biasakan menyentuh mata, hidung, mulut. Dan Jangan terlalu dekat dengan orang yang flu batuk apa pun bukan hanya COVID-19,” katanya.

 

Tags : kebersihan
Rekomendasi