Diskriminasi Perempuan dalam Gemerlap Grammy

| 03 Feb 2018 09:15
Diskriminasi Perempuan dalam Gemerlap Grammy
Lorde (Sumber: Instagram/Lordemusic)
Jakarta, era.id - Kegemerlapan malam penganugerahan Grammy Awards ke-60 telah lewat. Namun, aroma diskriminasi dalam penghargaan tertinggi industri musik ini masih tercium. Dan aksi Lorde, masih menyisakan gejolak di hati banyak orang.

“Gembira! Kita ada di waktu-waktu intoleran. Beranilah, karena situasi terburuk biasanya berakhir dengan hal baik. Hanya nelangsa yang bisa menggulingkan penindas. Yang tua dan korup harus dijatuhkan sebelum yang adil bisa bangkit. Kontradiksi akan semakin membesar. Perkiraan kita akan dipercepat dengan bibit-bibit gangguan. Kejatuhan akan berjaya,” tulis Lorde di secarik kertas yang kemudian ia sisipkan di bagian belakang gaun yang ia kenakan di malam penganugerahan.

Pesan di gaun lorde (Sumber: Instagram/Lordemusic)

Tulisan tangan yang tertempel pada gaun itu diabadikan Lorde dalam sebuah foto yang ia unggah ke akun Instagram miliknya. Foto dan tulisan ini diartikan oleh publik sebagai bentuk kegeraman Lorde pada National Academy of Recording Arts and Science, penyelenggara.

Tak hanya tulisan gaun, protes Lorde juga ditunjukkan dengan menolak naik panggung saat diminta melakukan penghormatan untuk mendiang Tom Petty.

Lorde boleh gagal membawa pulang piala, namun ia berhasil membawa pulang rasa hormat dari banyak orang malam itu. Semua orang tahu apa yang jadi alasan Lorde. Minimnya jumlah perempuan di daftar nominasi adalah alasan pertama, yang juga dianggap banyak orang sebagai bentuk diskriminasi.

Indikasi diskriminasi lain adalah ketika Lorde menjadi satu-satunya nomine dari kategori Album of The Year yang tidak diberi jatah panggung solo, padahal nomine lainnya, Jay-Z, Bruno Mars, Childish Gambino dan Kendrick Lamar.

Di luar semuanya, mencoba melihat seluruh peristiwa itu dari sudut pandang positif, penyanyi solo asal Selandia Baru ini sebenarnya telah berhasil mencatatkan prestasi dengan menjadi satu-satunya perempuan yang menjadi nomine dalam tiga kategori paling bergengsi di Grammy Awards, yakni Song of the Year, Record of the Year, dan Album of the Year.

Pada kategori Song of the Year, Despacito milik Luis Fonsi dan Daddy Yankee yang berkolaborasi dengan Justin Bieber jadi yang terbaik. Untuk kategori Record of the Year dan Album of The Year dimenangkan oleh That's What I Like dan 24K Magic milik Bruno Mars yang merajai malam penghargaan itu dengan enam piala yang ia gondol.

Tags :