"Kami bergerak terlalu cepat... dan kami salah langkah," kata Yuan dalam wawancaranya dengan The Verge yang dikutip ulang Antara, Senin (6/4/2020).
"Kami telah mempelajari dan kami mengambil langkah mundur untuk fokus pada privasi dan keamanan," ucap dia lagi.
Dalam tulisan di blog pribadinya, Eric menjelaskan bagaimana perusahaan itu mendapat sambutan pengguna yang begitu antusias. Pengguna Zoom melonjak dari 10 juta pengguna harian pada Desember 2019 menjadi 200 juta pengguna harian, yang mengunduh aplikasi ini secara gratis maupun berbayar.
Jelas ini jadi tantangan terberat bagi Eric untuk menangani lonjakan 200 juta penggunanya. Ditambah dengan serangkaian isu keamanan data pribadi pengguna yang kian membebani perusahaan itu, seperti dikutip The Guardian.
Dalam beberapa pekan ini, beragam kelemahan keamanan aplikasi video call Zoom terungkap. Mulai dari berbagi data dengan Facebook, menyalahi keamanan privasi di Mac, berbagi data dengan LinkedIn, hingga layanan video call yang mudah diretas.
Aplikasi desktop Zoom pun juga penuh dengan berbagai masalah bug keamanan, beberapa di antaranya berpotensi memungkinkan peretas mengambil alih komputer pengguna. Serangkaian masalah ini membuat Zoom digugat ke Pengadilan Federal, New York.
Masalah ini memang membuat kepercayaan diri Yuan drop. Sebelumnya, dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Yuan menilai dirinya, "benar-benar kacau sebagai CEO". Namun dia akan berusaha keras bisa merebut kembali kepercayaan pengguna.