Geliat Kehidupan Malam Gangnam Setelah Sebulan Ditutup

| 08 Apr 2020 14:39
Geliat Kehidupan Malam Gangnam Setelah Sebulan Ditutup
Situasi Gangnam (Koreaboo)
Jakarta, era.id - Korea Selatan dipuji dunia karena kesigapannya dalam menangani virus korona baru tanpa memberlakukan karantina atau lockdown. Mereka 'cuma' menerapkan pembatasan fisik maupun sosial bagi para warganya. Selain itu juga mereka melakukan tes besar-besaran bagi untuk penapisan warga yang positif korona. 

Tapi kebijakan tersebut justru dimaknai berbeda oleh sebagian warga. Mereka masih happy-happy di klub malam di kota Gangnam setelah sebulan ditutup. 

Sebuah postingan tentang keramaian itu diunggah lewat media sosial dengan caption "The Situation at a Gangnam Club That Reopened After a Month". Perilaku oknum warga tersebut mendapat kecaman dari warganet.

Apalagi dalam foto-foto yang beredar, sebagian orang yang mengunjungi klub itu tidak menggunakan masker pelindung. 

"Aku khawatir jumlahnya (angka COVID-19) naik lagi," kata salah seorang warga dalam kolom komentar.

"Itu sepertinya ide yang buruk," lanjut lainnya. 

Situasi Gangnam (Koreaboo)

Perdana Menteri Korea Selatan, Jung Se Gyun buka suara. Dia mengungkapkan bahwa aksi tersebut sangat berbahaya dan pemerintah segera menindak tegas aksi tersebut.

"Orang-orang mulai berkumpul di klub dan tempat hiburan orang dewasa yang telah dibuka kembali. Ruang tertutup seperti klub berada dalam jarak dekat dan dapat menimbulkan kekhawatiran besar. Dengan demikian, kami akan membahas rencana penguatan untuk penegakan jarak fisik di tempat-tempat seperti klub," kata Jung Se Gyun, dikutip dari Koreaboo, Rabu (8/4/2020). 

Gangnam adalah sebuah distrik di Seoul. Distrik ini dikenal sebagai simbol kekayaan dan kemewahan di Korea, sehingga Gangnam menjadi salah satu distrik yang terkenal dengan kehidupannya yang mewah, glamor dan selera fashion yang sangat tinggi. Banyak klub malam dan restoran mewah di kawasan itu.

Korea Selatan mencatat kasus COVID-19 mencapai 10.384 kasus COVID-19 dengan total korban meninggal 800 orang. 

Tags : korea selatan
Rekomendasi