DPR Ramai-Ramai Promosi 'Jamu' China Sebagai Obat Korona

| 29 Apr 2020 13:33
DPR Ramai-Ramai Promosi 'Jamu' China Sebagai Obat Korona
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (Dok. Pribadi
Jakarta, era.id – Beberapa waktu lalu tersiar kabar Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad positif tertular COVID-19, setelah itu ia mengarantina mandiri dan rutin meminum ramuan herbal asal China yang dinamakan HerbaVid-19.

Belakangan, Satgas Lawan COVID-19 DPR menyumbangkan 3.000 bungkus ramuan herbal tersebut kepada Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet. Sumbangan itu menuai kritik dari pengusaha dan perajin jamu.

Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) mengeluhkan masuknya produk herbal dari China ke rumah sakit rujukan perawatan pasien Covid-19 yang merupakan donasi dari Satgas Lawan Covid-19 DPR RI. Belakangan diketahui, obat herbal tersebut adalah HerbaVid-19.

Ketua GP Jamu, Dwi Ranny Pertiwi melayangkan protes dengan masuknya 'jamu' impor China ke rumah sakit rujukan Kemenkes untuk menangani pasien COVID-19. 

"Saya melihat ada Satgas DPR RI mengimpor jamu dari luar secara besar. Terus terang, saya keberatan dengan hal ini. Karena yang saya tahu, formula dalam jamu impor itu yang diberikan oleh Satgas DPR RI itu juga kami bisa buat," ujarnya, dalam rapat virtual dengan Komisi VI DPR, Senin (27/4).

Selain itu, produk yang dituding berasal dari China itu diduga belum punya ijin produksi dan edar dari BPOM. "Kami ditanya BPOM terkait jamu ini juga para dokter di RS rujukan, karena semua bingung dengan produk jamu yang dibagikan dan diklaim oleh Satgas DPR untuk pasien COVID-19," katanya.

HerbaVid-19 (Dok. RRI)

Menanggapi keluhan GP Jamu, Anggota Komisi VI DPR sekaligus anggota Satgas Lawan COVID-19 DPR Andre Rosiade menjelaskan ramuan tersebut merupakan salah satu sumbangan dari Dasco yang punya pengalaman mengonsumsinya.

"Karena memang obat HerbaVid-19 itu teruji. Ada salah satu pimpinan DPR dan enam keluarganya terpapar dan mereka sembuh dengan HerbalVid-19 itu, sehingga dia bernazar membantu pasien korona dengan memberikan obat tersebut," kata Andre.

Sementara, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad buka suara. Ia meminta polemik ramuan herbal tersebut tak usah diributkan, apalagi pengadaan HerbaVid-19 tak pakai uang negara dan murni donasi dari wakil rakyat.

"Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya, saya sembuh, dan bernazar kalau sembuh kita mau produksi yang banyak minimal untuk 3.000 orang, lalu kita bagi-bagikan. Salahnya di mana sih, bingung saya," ungkap Dasco kepada wartawan, Selasa (28/4).

HerbaVid-19 bukan produk impor, melainkan obat herbal yang diproduksi di Indonesia menggunakan delapan jenis bahan lokal dan tiga bahan impor dari China yakni bunga kamperfuli, bunga forsythia dan biji burdock.

"HerbaVid-19 adalah obat herbal yang juga dibuat industri lokal, dibuat di Indonesia, dan diproduksi oleh orang Indonesia. Bahan obatnya ada 11, tiga memang impor dari China karena tidak ada di Indonesia," kata Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra Habiburakhman melalui keterangan tertulisnya, Selasa (28/4).

Dia juga membantah jika obat herbal tersebut menggunakan bahan baku yang dilarang oleh pemerintah, tapi memang saat ini sedang dalam proses izin edar di BPOM.

Tags : obat korona
Rekomendasi