Salah Kaprah Bahasa Arab Orang Indonesia

| 09 May 2020 11:12
Salah Kaprah Bahasa Arab Orang Indonesia
Agnes Monica (Dok. Twitter)

Masih ingat sinetron Bajaj Bajuri yang tayang di era awal tahun 2000-an? Salah satu scene-nya bercerita tentang paman dari Said yang orang Arab didaulat untuk memimpin doa acara syukuran karena dianggap fasih melantunkan doa. Karena tak bisa berbahasa Indonesia, Said berbicara menggunakan bahasa Arab dengan pamannya dan dikira oleh jemaah sedang membaca doa. Tiap pamannya Said ngomong, selalu diikuti kata Amin dari jemaah.

Jakarta, era.id - Cuplikan scene tersebut seolah-olah menjadi gambaran stigma bahasa Arab masih menjadi 'milik' salah satu agama. Kitab Suci Alquran, bacaan salat, dan doa dalam agama Islam, semua berbahasa Arab.

Tapi, banyak orang Indonesia khususnya umat Islam yang sering salah kaprah dengan bahasa Arab karena minimnya pemahaman bahasa Arab. Ketika melihat tulisan, simbol, atau mendengar ucapan yang berbahasa Arab, beberapa orang selalu mengira bahasa Arab tersebut adalah penggalan ayat Alquran. Padahal belum tentu tulisan arab itu berasal dari ayat alquran yang seharusnya dimuliakan.

 

Youtube: Galuh Rinaldi

Macam-macam insiden atau peristiwa yang berkaitan dengan tulisan atau bahasa Arab bahkan tak jarang mendapat tudingan penistaan agama dari warganet yang 'sumbu pendek' tanpa bertabayyun terlebih dahulu.

Salah kaprah tulisan Arab pernah menimpa penyanyi Agnes Monica. Pada awal tahun 2016, ia tampil dalam sebuah konser dengan kostum bertuliskan bahasa Arab. Saat itu, Agnez tampil dengan terusan jaring-jaring berwarna hitam, yang dilengkapi tulisan Arab. Rangkaian huruf arab itu terbaca sebagai Al-Muttahidah.

 

Keberadaan tulisan itu telah memicu perdebatan di media sosial. Di linimasa Twitter, akun resmi Indosiar (@IndosiarID) dan Agnez (@Agnezmo) jadi sasaran protes. Sejumlah akun menuding keberadaan tulisan Arab itu sebagai bentuk pelecehan terhadap umat muslim.

Tapi usut punya usut tulisan Arab pada kostum Agnez memiliki arti 'united' atau persatuan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut menanggapi kontroversi ini. Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Cholil Nafis, menyebut kostum Agnez bukan bentuk pelecehan terhadap umat muslim.

"Tidak ada unsur pelecehannya. Itu lumrah saja, enggak ada unsur tersebut. Kecuali kalau di dalamnya ada bacaan Al Quran, baru saya tidak setuju. Kata teman yang lihat hanya kata-kata 'Al Muttahidah', itu kan persatuan artinya," ucap Cholil saat itu. 

Banyak yang menilai kritik yang diarahkan kepada penyanyi yang kini punya nama panggung Agnez Mo itu terlalu berlebihan.

Beberapa tahun kemudian, muncul kontroversi di media sosial soal sandal jepit yang diukir tulisan Arab oleh yang punya. Pasalnya dalam unggahan tersebut terlihat tulisan arab di bagian tumit sebelah kanan dan kiri sandal tersebut. Tulisan tersebut merupakan huruf arab gundul tanpa tanda baca.

Dok. Twitter

Padahal kenyataannya, tulisan arab gundul pada sandal tersebut berbunyi 'yamin' dan 'syimal' yang berarti Kanan dan Kiri dalam bahasa Indonesia. Tulisan Arab tersebut bukan sama sekali merupakan penggalan dari ayat alquran.

"Itu tulisan pakai huruf arab .. bacaannya Yamin (Kanan) dan Yasir (Kiri). Kenapa pada bilang nggak pantes, nggak layak, lafaz Arab kok diinjak? Hadeuuuh.. Alquran memang tulisan arab, tapi tulisan Arab belum tentu Alquran," jelas seorang warganet.

Teranyar, penyanyi gambus Nissa Sabyan dikritik habis-habisan oleh warganet, karena tak selektif pilih lagu untuk dibawakan di acara Syair Ramadan di salah satu stasiun televisi swasta, beberapa waktu lalu. Saat itu, Nissa dengan khusyuknya membawakan lagu "Ya Tab Tab wa Dallaa" milik Nancy Ajram.

Mungkin semua akan terlihat baik-baik saja, saat tidak ada yang mengetahui arti lagu itu. Apalagi dengan sentuhan musik gambus, yang selalu identik dengan nuansa Islami menjadikan lagu tersebut seakan-akan punya sentuhan religi. Padahal, sama sekali tidak.

Tapi yang jadi soal, di channel YouTube resmi Global TV, @officialgtvid, menuliskan deskripi bahwa lagu tersebut, "untaian lirik religi dengan makna menyentuh dan menggetarkan hati."

Akibatnya, warganet pun habis-habisan mengkritik Sabyan Gambus yang dinilai tak selektif memilih lagu dan pihak stasiun TV yang tak mengerti makna lagu.

 

Youtube: officialgtvid

Lirik lagu tersebut berisi tentang wanita yang sedang merajuk dengan pasangannya. Tak ada sepenggal kalimat pun yang bermuatan agama atau pun berkaitan dengan bulan suci Ramadan. Sang empunya lagu, Nancy Ajram, bahkan diketahui seorang Arab Kristen. 

Insiden-insiden itu menjadi pelajaran pentingnya belajar bahasa asing. Satu yang pasti, umat beragama di Indonesia memang mencintai Kitab Sucinya. Mereka tak mau tuntunan hidupnya dinodai lantaran banyak juga bertebaran di media sosial konten berbau SARA dan menistakan agama.

 

Rekomendasi