Metode Story Telling, Cara Baru Tarik Minat Wisatawan Sambangi Destinasi Wisata

| 12 Jun 2020 16:34
Metode Story Telling, Cara Baru Tarik Minat Wisatawan Sambangi Destinasi Wisata
Ilustrasi situs sejarah (Dok. Kemenparekraf)
Jakarta, era.id - Teknik menceritakan sebuah kisah atau story telling menjadi nilai tambah bagi wisatawan saat berkunjung ke suatu destinasi wisata sehingga mampu menghidupkan suasana dalam meningkatkan pengalaman berwisata, terutama pada situs-situs warisan dunia seperti di Candi Prambanan.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani mengatakan, tenik bercerita untuk wisatawan dapat menambah pengalaman berwisata dan menarik.

"Melalui media ini, nilai-nilai tersebut dapat disampaikan secara naratif baik melalui visual, audio, photo caption/texts, ataupun kombinasi tiga metode tersebut," kata Rizki Handayani dalam webinar bertema tema Mengangkat Nilai-Nilai Produk Wisata Warisan Budaya Dunia dengan Gaya Bercerita Millenial.

Ia juga mengatakan, kunci kesuksesan dari menghidupkan narasi dalam aktivitas pariwisata ini tidak lepas dari usaha untuk menyesuaikan arus psikologi pengunjung dengan aktivitas penceritaan narasi tersebut.

"Anak-anak muda sekarang, kalau tidak ada certia yang disampaikan dengan baik mereka cenderung akan bosan dan tidak mau berkunjung lagi. Untuk itu, narasi yang dibangun melalui story telling yang baik, akan mampu memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, menambah pengalaman berkunjung wisatawan, hingga membangun rasa penasaran bagi orang-orang untuk mengunjungi situs-situs tersebut," ujarnya.

Sementara itu, menurut Astrid Savitri, yang berprofesi sebagai content writer penyampaian cerita akan meningkatkan nilai suatu produk wisata. Pencerita yang baik harus memiliki sudut pandang, struktur dan alur cerita, serta empati kemanusiaan.

“Pencerita yang baik adalah pengamat dan penyimak yang baik. Ia dapat menceritakan sebuah objek atau situasi dengan kata-kata yang baik. Tipsnya adalah menggunakan kalimat sederhana dan sependek mungkin serta menghindari kalimat yang bersayap. Perbanyak deskripsi dan gunakan kalimat aktif, selektif mengutip dan perkaya diksi dengan cara banyak membaca, menonton dan menyimak,” ujarnya.

Rekomendasi