Keras Kepala, Pemilik Rumah di China Bertahan Tinggal di Tengah Jalan Layang

| 10 Aug 2020 16:05
Keras Kepala, Pemilik Rumah di China Bertahan Tinggal di Tengah Jalan Layang
Rumah di Tengah Jalan Layang (Foto: Oddity Central)

ERA.id - Sebuah rumah di China menjadi viral dan berhasil menarik perhatian warganet karena diapit jalan layang atau flyover. Sang pemilik rumah terbilang keras kepala. Akibat keputusannya yang bersikukuh tak mau digusur, kini ia menjalani kehidupan di tengah jalan tol usai kota di China membangun jembatan jalan raya di sekitar rumah mungilnya.

Pemilik menolak dan ogah digusur untuk menjual rumahnya kepada Pemerintah selama satu dekade. Ia juga menolak menerima kompensasi atas pembongkarannya. Kini bangunan tersebut berdiri tegak diantara dua jalan layang.

Dikutip dari Oddity Central pada Senin (10/8/2020), rumah ini menjadi satu-satunya rumah yang berada di tengah-tengah jalan raya, dan seringkali disebut "Nail Houses" atau "Rumah Paku".

Rumah di Tengah Jalan Layang (Foto: Oddity Central)

Sebuah video rekaman yang dirilis oleh media China, menunjukkan rumah tersebut terjepit di antara jalur Jembatan Haizhuyong yang baru dibuka di kota Guangzhou. Rumah seluas 40 meter itu terletak di dalam lubang yang berada di tengah-tengah jalan raya.

Pemilik rumah yang bernama Ms. Liang merupakan satu-satunya pemilik rumah yang menolak tawaran dari pemerintah. Sebanyak 46 pemilik rumah dan tujug perusahaan lain yang sebelumnya ada di lokasi telah setuju buat pindah dan menerima uang kompensasi pada September lalu.

“Kamu pikir lingkungan ini buruk, tapi saya merasa tenang, bebas, menyenangkan dan nyaman,” ungkap Liang.

Ia juga tidak peduli dengan perkataan orang lain yang mengatakan dirinya keras kepalanya. Menurut China Morning Post, pemerintah telah menawarkannya berupa dua flat dan uang kompensasi kepada Nona Liang, tetapi dia menolak semuanya. Salah satu yang paling dermawan termasuk dua flat lainnya serta kompensasi sebesar 2 juta Yuan atau 4,2 miliar.

Liang menolak dan membuat pemerintah terpaksa harus tetap melanjutkan proyek pembangunan jalan raya dan membiarkan satu rumah tetap berada di lokasi tersebut. Meski begitu, pemerintah akan terus berusaha bernegosiasi dengan Liang agar ia menjual rumahnya tersebut.

Kasus ini telah memicu perdebatan warganet yang memanas. Sebagian warganet menuding wanita tersebut egois dan serakah.

“Pemilik lain telah pindah, yang menunjukkan kompensasi dapat diterima. Pemilik rumah ini pasti mengira dia bisa memaksa tangan pemerintah," komentar dari seorang warganet.

"Kasus ini menjadi terlalu serakah dan tidak berakhir dengan apa-apa," komentar warganet lainnya.

Tags : china jalan tol
Rekomendasi