"Lagu ini menggambarkan amarah seseorang yang gue ungkapkan dalam pilihan kosakata yang berbeda dari lirik-lirik lagu Blackteeth sebelumnya," jelas Satriyo, vokalis, melalui pernyataan tertulis yang diterima era.id, Senin (5/3/2018) sore.
"Gue menyampaikannya tanpa harus mengemukakan secara langsung dari orang-orang di dalamnya. Menurut gue ini adalah elemen yang ingin gue tunjukkan dari Blackteeth yang sekarang ini," lanjutnya.
Secara komposisi, lagu ini dibungkus dalam kemasan yang lebih tertata dibandingkan lagu-lagu dalam album sebelumnya di mana setiap instrumen dari masing-masing personelnya dihadirkan seimbang tanpa saling mengalahkan.
Dibuka dengan permainan drum Morris yang dinamis lantas disambut dengan raungan gitar dan dentuman bass Arya dan Jerry yang mampu menyemangati para pendengarnya.
"Sebenarnya, secara aransemen lagu ini lebih kompleks dari lagu-lagu Blackteeth sebelumnya. Karena pengerjaan lagu ini dihasilkan melalui proses jamming, pastinya ada suntikan baru yang diberikan oleh Arya dan Morris sehingga membuat lagu ini jadi lebih eksploratif tapi tetap menggambarkan benang merah Blackteeth," timpal bassis Jerry.
Di usianya yang keempat, setelah ditinggalkan Coki dan Eno yang memilih fokus pada band utamanya NTRL, Blackteeth mendapatkan energi baru dengan kehadiran Arya Novanda (gitar) dan Morris Orah (drum).
"Gue berharap dengan adanya gue dan Arya membuat Blackteeth menjadi lebih solid dan pesan yang disampaikan oleh band ini dapat diterima secara positif bagi penikmat musik," tutup Morris.