Ulasan Film A Quiet Place - Hanyut dalam Kengerian

| 16 Apr 2018 18:01
Ulasan Film <i>A Quiet Place</i> - Hanyut dalam Kengerian
A Quiet Place (Sumber: Paramount Pictures)
Jakarta, era.id - Sudah lebih dari satu pekan, A Quiet Place diputar di layar-layar bioskop dalam negeri. Namun, antusiasme penonton masih terlihat panas. Setidaknya, sampai Minggu (15/4) kemarin, ketika era.id berkesempatan menyaksikan film ini di bioskop lawas, Megaria alias Metropole, Cikini, Jakarta Pusat.

Plot cerita dalam A Quiet Place berfokus menyoroti perjuangan keluarga Abbott untuk bertahan hidup di belahan bumi yang telah dikuasai makhluk asing. Hanya ada satu cara untuk tetap hidup: tak membuat suara sekecil apa pun. Iya, sekecil apa pun! Bahkan kamu hanya boleh bicara dengan bahasa isyarat dan hanya boleh berjalan di atas tumpukan pasir dengan kaki telanjang. Konstruksi tentang sebuah film yang sunyi bakal langsung terbangun di menit-menit awal.

Baca Juga : Peluncuran Film Terminator 6 Ditunda

 

SPOILER ALERT !!!

Dalam menit-menit tersebut, kamu bakal mendapati sejumlah adegan yang bakal langsung membuat kamu sadar, betapa mencekamnya hidup dalam kesunyian. Mulai dari dialog antara Regan Abbott (Millicent Woods), gadis tuli yang merupakan anak tertua dari keluarga Abbott dan adik bungsunya, Beau Abbott (Cade Woodward). Dalam dialog itu, Regan dan Beau mengganti kata-kata mereka dengan bahasa isyarat.

Dalam adegan beberapa menit setelahnya, kegentingan untuk tetap diam makin terasa, ketika Beau menjatuhkan sebuah pesawat mainan dari sebuah rak. Dalam adegan itu, Regan dengan amat bergegas menangkap pesawat mainan itu. Ketakutan mereka membuat suara pun digambarkan ketika Lee Abbott (John Krasinski) meminta dengan amat perlahan kepada Regan untuk menyerahkan pesawat mainan yang hendak ia bawa. Dengan bahasa isyarat, Lee berkata pada Regan, "terlalu berisik," seraya mencabut baterai dalam pesawat mainan Regan.

Baca Juga : Saat Film Angga Sasongko Tayang di Luar

Adegan-adegan awal yang berlangsung di sebuah mini market kosong itu juga sukses menggambarkan situasi apocalypse yang melatari film ini. Detail-detail seperti shot pada pemberitaan surat kabar langsung memberi tahu kita soal ancaman apa yang tengah dihadapi manusia di akhir-akhir peradaban mereka saat itu.

Meski bisu, Krasinski --yang juga berperan sebagai sutradara dalam film ini-- berhasil menuntun penonton dengan sangat baik, melalui berbagai detail yang ia berikan di tiap-tiap adegan. Tanpa banyak kata, hanya detail-detail lengkap yang dikemas dengan amat cerdas hingga sangat mudah ditangkap.

Selain bagaimana menggambarkan suasana penuh ancaman dalam latar apocalypse yang penuh kesunyian, Krasinski juga menggambarkan kondisi tuli Regan dengan sangat apik. Dalam adegan dialog antara Regan dan Beau, Krasinski membarengi perpindahan shot gambar dengan perubahan latar suara. Saat Beau tampil di layar, Krasinski membiarkan kita mendengar berbagai suara yang ada di sekitar mereka. Namun, ketika gambar Regan yang dimunculkan, hanya suara mendengung yang Krasinski sajikan buat kita.

Enggak cuma itu, kecerdasan Krasinski menggambarkan detail lain juga terlihat ketika Krasinski menggambarkan kondisi hamil Evelyn Abbott (Emily Blunt). Dalam sebuah adegan di ruang bawah tanah, Krasinski menggambarkan Evelyn yang menunjukkan raut kebahagiaan. Ia berdiri di atas lantai kayu, perutnya terlihat buncit. Selain memunculkan setetes musik scoring musik dalam adegan yang berfokus memperlihatkan kondisi perut Evelyn, Krasinski juga menunjukkan hal yang dilakukan oleh Evelyn yang belakangan digambarkan tengah memasang hiasan untuk tempat tidur bayi. Nah, kayak apa tuh hamil di tengah kondisi penuh ancaman yang begitu intens?!

Meski dipenuhi dengan dialog-dialog berbahasa isyarat yang dipandu dengan terjemahan tertulis, film ini sejatinya enggak betul-betul diam. Setidaknya, terdapat dua adegan di mana karakter dalam film ini berbicara dengan mengeluarkan suara.

Yang betul-betul enggak ada dalam film ini, sejauh pengamatan kami adalah nama. Meski secara penulisan memiliki nama, karakter-karakter dalam A Quiet Place selalu menyebut karakter lain dengan kata ganti "She" atau "He". Menarik, meski entah apa alasan Krasinski membuatnya seperti itu.

Jadi, kalau kamu pecinta ledakan-ledakan kekagetan khas film-film horor pada umumnya, maaf, sebab A Quiet Place enggak menawarkan itu. Yang disajikan Krasinski dalam A Quiet Place lebih dari itu. Kamu bakal digelayuti ketegangan di sepanjang film. Sangat intens, bikin sesak dada, hingga setiap gerakan kecil mampu memancing letupan-letupan kecil kekagetan.

Rekomendasi