Di era keemasan musik rock dunia, sekitar tahun 70-an, Black Brothers menjelma jadi salah satu band rock paling berpengaruh di Indonesia. Setelah Black Brothers, segala anggapan soal Papua yang primitif jadi omong kosong belaka.
Black Brothers terbentuk di Nabire, Papua, sekitar tahun 1975. Enggak cuma itu, Black Brothers barang kali adalah salah satu grup musik paling produktif sepanjang sejarah. Bayangkan, tujuh album berhasil mereka lahirkan dalam kurun waktu dua tahun, 1976 hingga 1978.
Stevie merupakan empat personel paling awal yang menggawangi Black Brothers. Bersama Hengky Sumanti Miratoneng a.k.a Hengky MS (vokal dan gitar), Benny Bettay (bass), dan Yochy Patypeiluhu (keyboard), Stevie membentuk Lost Iriantos --nama band sebelum berganti Black Brothers.
Ketika itu, keempatnya dikumpulkan oleh Andy Ayamiseba yang kemudian menduduki posisi manajer band. Di tangan Andy, Lost Iriantos melakoni sejumlah panggung, berkeliling Papua dengan sejumlah hit, termasuk Hari Kiamat.
Hari Kiamat adalah salah satu karya Lost Iriantos yang paling istimewa. Dengan lagu itu, Lost Iriantos berhasil menyita kuping Benny Panjaitan, pentolan grup musik rock sejaman, Panbers, yang langsung mengajak Lost Iriantos hijrah ke Ibu Kota.
Singkat kata, berangkat lah Stevie, Hengky, Benny Bettay, Yochy, dan Andy yang juga menapaki langkah baru di Jakarta. Merasa belum lengkap, Lost Iriantos pun menarik David Rumagesan dan Amry M Kahar sebagai dua peniup melodi. David saksofon dan Amry trompet.
Dengan formasi enam orang, Lost Iriantos kemudian mengganti nama mereka menjadi Black Brothers di tahun 1976. Karya apik plus gairah musik dan publik yang tengah gila-gilanya saat itu mampu memuluskan jalan Black Brothers
Album pertama mereka, Kisah Seorang Pramuria yang memuat hit berjudul sama langsung mensejajarkan mereka dengan Panbers, SAS, The Brims, The Rollies, Koes Plus, A.K.A, hingga Duo Kribo yang digawangi Ahmad Albar dan Ucok Harahap.
Bahkan, bersama band-band di atas, Black Brothers turut membuat salah satu album kompilasi rock bernuansa psikedelik terbaik sepanjang masa, Shocking Shaking Days. Dalam album itu, Black Brothers menyumbangkan lagu Saman Doye yang jadi satu-satunya lagu yang menggunakan bahasa daerah di album itu.