Motorhead dan Kontroversi Rock & Roll Hall of Fame

| 21 Oct 2019 16:56
Motorhead dan Kontroversi Rock & Roll Hall of Fame
Member tersisa Motorhead (Instagram/officialmotorhead)
Jakarta, era.id - Sebuah kontroversi muncul ketika Motorhead masuk dalam nominasi Rock & Roll Hall of Fame tahun 2020. Dua nama penggawa band, Mikkey Dee (drumer) dan Phil Campbell (gitaris) tak disertakan ke dalam daftar bergengsi tersebut.

Saat memutuskan memasukkan Motorhead ke dalam nominasi, Rock & Roll Hall of Fame hanya memasukkan nama Lemmy Kilmister, "Fast" Eddie Clarke, dan Phil "Philthy Animal" Taylor. Namun, dengan besarnya kritik para pecinta musik, Rock & Roll Hall of Fame akhirnya merevisi nominasi bermasalah itu. Dee dan Campbell pun menyampaikan rasa lega mereka.

 

Dee dan Campbell memang bukan personel asli dari Motorhead. Campbell bergabung dengan Motorhead pada tahun 1984. Sementara Dee menyusul masuk formasi pada 1992. Namun, keduanya berhasil mempertahankan formasi ini hingga akhir, bersama Lemmy yang meninggal pada 2015 lalu.

"Ini benar-benar salah (nominasi). Kami telah membawa bendera selama 25 tahun bersama-sama. Kami benar-benar membawa Motorhead. Band ini berdiri 40 tahun dan kami ada di sana selama 25 tahun," kata Dee dilansir Pitchfork dari wawancara Billboard, Senin (21/10/2019).

Bagi Rock & Roll Hall of Fame, kontroversi ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, Pearl Jam pernah mengalami hal serupa ketika beberapa nama drumer band grunge legendaris itu tak disertakan dalam daftar. Nirvana pun mengalami. Chad Channing, drumer band di era album "Bleach" luput dari daftar.

Dalam nominasi tahun depan, Motorhead bersanding dalam daftar nominasi bersama Notorious BIG, Whitney Houston, T. Rex, Nine Inch Nails, MC5, Kraftwerk, Mode Depeche, Dave Matthews Band, Thin Lizzy, Rufus dengan Chaka Khan, Todd Rundgren, Judas Priest, the Doobie Brothers, Pat Benatar, serta Soundgarden.

Para finalis dipilih berdasar surat suara yang dikirimkan Rock & Roll Hall of Fame kepada seribu seniman, sejarawan, serta pelaku industri musik. Selain itu, yayasan pengelola sejarah musik yang berbasis di Cleveland, Amerika Serikat ini juga membuka kesempatan bagi khalayak luas untuk melakukan voting secara online di Rock Hall.

Tags : musik rock
Rekomendasi