Usut Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Polri Periksa Darah dan Urine Pasien

| 24 Oct 2022 18:45
Usut Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Polri Periksa Darah dan Urine Pasien
Kadiv Humas Polri Irjen Pol, Dedi Prasetyo (Sachril/ERA.id)

ERA.id - Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan laboratorium forensik (labfor) Polri sedang memeriksa darah dan urine pasien gagal ginjal akut pada anak.

Selain melakukan pemeriksaan sampel darah dan urine, Polri juga memeriksa obat-obatan yang diduga menjadi penyebab munculnya kasus gagal ginjal akut.

"Kita sudah mendapat sampel dari Kementerian Kesehatan (kemenkes), antara lain dari urine, kemudian darah, dan juga sampel obat. Ini yang akan didalami oleh labfor kemudian tim penyidik," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta, Senin (24/10/2022).

"Dari Kemenkes seperti itu (dilakukan pemeriksaan sampel darah dan urine pasien), karena sampelnya semuanya dari Kemenkes, kemudian di uji labfor yang ada di Polri," tambahnya saat kembali dikonfirmasi.

Dedi belum bicara banyak mengenai kasus gagal ginjal akut ini. Dia hanya menambahkan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Dalam mengusut kasus ini, Polri bekerja sama dengan Kemenkes dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Tim masih bekerja. Apabila nanti sudah ada peningkatan status dari penyelidikan ke penyidikan, nanti akan disampaikan," jelas Dedi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jumlah pasien anak penderita gagal ginjal akut bertambah menjadi 245 kasus, yang tersebar di 26 provinsi.

Hal itu disampaikan Budi setelah dipanggil Presiden Joko di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).

"Saya update sedikit, per hari ini kasus totalnya ada 245 di 26 provinsi," kata Budi.

Dia mengatakan, delapan dari 26 provinsi tercatat menyumbang 80 persen kasus. Diantaranya yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara.

Budi mengatakan, dari 245 kasus yang ada, tingkat kematiannya mencapai 57,6 persen atau 141 kasus.

"Fatality rate atau yang meninggal pressentasenya dari jumlah 245 ini cukup tinggi yaitu 141 atau 57,6 persen," paparnya.

Rekomendasi