ERA.id - Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Hutabarat (Brigadir J), Bharada Richard Eliezer (Bharada E), menjelaskan Ferdy Sambo memberi perintah membunuh Yosua saat dirinya dipanggil di rumah mantan atasannya di kawasan Saguling, Jakarta Selatan, pada Jumat (08/07) lalu.
Awalnya, Bharada E menerangkan dirinya belum melihat Putri Candrawathi saat tiba di ruangan, sementara Sambo sedang menangis. Richard menjelaskan saat itu menjawab tidak tahu ketika ditanya Sambo mengenai kejadian di Magelang.
"Baru nggak lama kemudian Ibu masuk, duduk di samping Pak FS. Bapak habis nanya ke saya itu nangis dulu, Yang Mulia. Baru habis bapak habis nangis ini, saya kaget ini (dan berpikir) 'ada kejadian apa di Magelang?', baru (Sambo bilang) 'Ibu sudah dilecehkan sama Yosua' baru nangis lagi, Yang Mulia," kata Richard saat jadi saksi di persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).
"Saya pas dengar itu, saya kaget Yang Mulia, 'wah kok kayak gini', maksudnya kok bisa sampai Yosua lecehkan ibu. Saya kaget, saya takut juga pada saat itu karena posisinya Bapak ada di Jakarta, kami ada di Magelang. Takut Bapak marah ke saya kan," tambahnya.
Richard menambahkan Putri Candrawathi ikut menangis ketika Sambo menceritakan peristiwa pelecehan seksual itu. Mantan Kadiv Propam Polri ini, kata Richard, berkata Yosua telah kurang ajar ke keluarganya.
Bharada E mengatakan Sambo ingin Yosua mati. Mantan jenderal bintang dua ini pun menyuruh Richard untuk membunuh Yosua.
Baru dia pegang kerah bajunya, dia bilang 'tak ada gunanya pangkat saya ini Chard, kalau keluarga saya dibeginikan'. Saya juga langsung diam pada saat itu Yang Mulia, serba salah juga, takut juga, karena bapak nangis, marah, emosi, habis berhenti, nangis lagi. Pokoknya saya diam," ucap Richard.
"Baru dia ubah posisi, agak maju gini (posisi duduknya) baru dia bilang 'memang harus dikasih mati anak itu', bilang begitu ke saya. Saya diam aja. Saya lihat bapak, bapak nangis. 'Nanti kau yang bunuh Yosua ya karena kalau kau yang bunuh, saya yang akan jaga kau. Tapi kalau saya yang bunuh, nggak ada yang jaga kita'," tambahnya.
Bharada E mengatakan dirinya hanya diam dan menjawab Sambo ketika diperintah membunuh Yosua. Dia menambahkan Sambo lalu menjelaskan skenario untuk membunuh Brigadir J, yakni tewas karena baku tembak.
Sebelumnya, Putri Candrawathi mengaku telah diperkosa Yosua. Selain diperkosa, Putri mengatakan Brigadir J juga telah mengancam dan menganiayanya.
Istri Ferdy Sambo mengungkapkan hal ini saat jadi saksi di persidangan Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Bripka Ricky Rizal Wibowo (Bripka RR), dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (12/12).
"Mohon maaf Yang Mulia, mohon izin yang terjadi memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman, dan juga penganiayaan dengan membanting saya tiga kali ke bawah, itu yang memang benar-benar terjadi," ucap Putri.
Istri Ferdy Sambo ini menangis. Dia pun mengaku tidak mengetahui mengapa orang yang telah melakukan kekerasan seksual bisa dimakamkan secara kedinasan.
"Kalaupun Polri memberikan pemakaman seperti itu, saya juga tidak tahu. Mungkin bisa ditanyakan ke institusi Polri kenapa bisa memberikan penghargaan kepada orang yang sudah melakukan perkosaan dan penganiayaan serta pengancaman kepada saya selaku Bhayangkari," ucap Putri sambil menangis.