ERA.id - Pengelola Pasar Tanah Abang menjelaskan blok G lantai dua dan tiga kosong karena kawasan tersebut tidak mempunyai jembatan yang menghubungkan dengan Stasiun Tanah Abang sehingga menyulitkan pengunjung yang menggunakan transportasi umum.
"Saat ini yang terkoneksi itu skybridge (jembatan layang) dari stasiun ke blok F A dan B," kata Manajer Unit Pasar Tanah Abang, Muhammad Yamin di Jakarta, Sabtu (8/7/2023).
Yamin menjelaskan semula pedagang yang berada di lokasi itu pernah dipindahkan ke blok G lantai 2 dan 3 oleh Gubernur DKI Jakarta yang ketika itu dijabat Joko Widodo.
Pemindahan itu dilakukan lantaran para pedagang memadati sepanjang jalan kawasan Tanah Abang. Namun lambat laun para pedagang justru meninggal blok G lantaran jarang didatangi pengunjung.
"Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di blok G lantai dua dan tiga itu tidak bertahan lama karena memang lalu lintas pengunjungnya agak kurang," jelas dia.
Saat ini, pihaknya tengah mengajukan pembangunan skybridge di gedung Blok G agar pengujung yang ada di gedung lain bisa meramaikan kawasan blok G.
"Sehingga seluruh kawasan yang ada di Tanah Abang ini kebagian pengunjung itu yang harapannya mendorong para pengunjung itu untuk berbelanja di dalam pasar," jelas dia.
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail menyebut penyebab utama pasar blok G Tanah Abang lantai dua dan tiga kosong lantaran Perumda Pasar Jaya tidak menindaklanjuti keluhan warga.
"Keluhan-keluhan seperti ini memang sudah seharusnya ditindak lanjuti oleh Pasar Jaya," kata Ismail saat dihubungi di Jakarta.
Ismail mengaku keluhan para pedagang tentang buruknya pengelolaan pasar Tanah Abang telah masuk ke komisi B sejak tahun 2022.
Kala itu, para pedagang mengeluhkan kerapian, kebersihan. dan dari segi keamanan yang dinilai kurang. Hal tersebut lah yang membuat pasar blok G Tanah Abang semakin sepi.
Seiring berjalan waktu, kondisi sepi tersebut mulai dimanfaatkan beberapa warga untuk melakukan aktivitas yang berbau kriminal seperti mengkonsumsi minuman keras hingga sabu.
"Mereka melakukan kegiatan seperti itu akibat keluhan-keluhan sebelumnya kurang cepat mendapat respons dari Pasar Jaya," jelas Ismail.
Kini, masalah pun sudah memuncak dan Perumda Pasar Jaya diminta untuk mempertanggungjawabkan hal tersebut. (Ant)