ERA.id - Sebuah video yang menggambarkan seorang ibu-ibu berbusana hijau tengah ngomel karena anaknya 13 kali tak lulus ujian SIM di Satlantas Polres Gresik, Jawa Timur, viral di media sosial.
Ibu-ibu tersebut diketahui bernama Marita. Video tersebut dibuat pada 1 Agustus 2023 dan diunggah akun TikTok @seaghost0777.
Dia mengaku terlibat adu mulut dengan petugas Satlantas Polres Gresik karena anaknya tak lulus-lulus ujian tertulis SIM sebanyak 13 kali.
Dikutip dari Antara, Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Pol. Muhammad Taslim Chairuddin menyatakan video ibu-ibu mengomel karena anaknya 13 kali tidak lulus ujian SIM di Polres Gresik, dan viral di media sosial menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya.
"Pada dasarnya Kepolisian RI, termasuk Polda Jatim, tak alergi terhadap kritik," kata Taslim melalui pesannya di Surabaya, Rabu.
Menurutnya, kritik yang datang dari masyarakat merupakan bahan evaluasi bagi kebaikan Polri. Namun, lanjut Taslim, kritik jangan sampai terkesan menyudutkan.
"Apalagi jika tuduhan-tuduhan itu tidak disertai fakta atau ada proses tabayun," ujar Taslim.
Menanggapi poin kritik ibu-ibu yang belakangan diketahui bernama Marita itu, Taslim menjelaskan bahwa pada dasarnya Satlantas Polres Gresik bukan tidak mengindahkan instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait pelayanan pengurusan SIM. Namun, diperlukan proses penafsiran di lapangan untuk menerapkan instruksi Kapolri tersebut.
Sebab, bila salah tafsir, dalam penerapannya di lapangan justru bisa menabrak aturan. Dalam kasus itu, dia menegaskan petugas di Satlantas Polres Gresik patuh terhadap perintah Kapolri.
"Kemudian beliau (Marita) juga menganggap mau mengungkap Pungli? Yang terjadi adalah yang bersangkutan mempersoalkan kegagalan putranya mengikuti uji SIM C hingga 13 kali," ujarnya.
Taslim juga membantah tudingan Marita yang menyebut Kasatlantas Polres Gresik, AKP Agung, mangkir tugas karena tidak ada di kantor ketika Marita hendak menemui terkait permasalahannya.
Yang terjadi sebenarnya, lanjut Taslim, AKP Agung tengah berada di lapangan dalam rangka melaksanakan tugas. Itu sebabnya Marita tidak bisa menemui dan hanya dilayani oleh pejabat di bawahnya, yang saat itu tengah bertugas di kantor.