Pedagang Hewan Kurban Pilih Jualan di Bekasi daripada Jakarta, Apa Alasannya?

| 02 Jun 2024 09:38
Pedagang Hewan Kurban Pilih Jualan di Bekasi daripada Jakarta, Apa Alasannya?
Adin, pedagang hewan kurban yang sudah sekitar tiga tahun berjualan di daerah Jatiasih, Kota Bekasi.

ERA.id - Terbatasnya lahan dan mahalnya biaya sewa lahan di Jakarta, membuat banyak pedagang hewan kurban musiman memilih membuka lapak jualan di wilayah perbatasan. Salah satunya di daerah Jatiasih, Kota Bekasi.

Selain karena daerahnya yang tidak begitu jauh dari Jakarta dan Bogor, berjualan di Jatiasih juga membuat pedagang lebih leluasa untuk menggelar barang dagangannya, karena lahan yang luas dan biaya sewa yang relatif terjangkau.

Hal itu diakui oleh Adin, pedagang hewan kurban yang sudah sekitar tiga tahun berjualan di daerah Jatiasih, Kota Bekasi yang berbatasan dengan Ciangsana, Gunung Putri Kabupaten Bogor.

"Yang pertama lahan sempit ya Jakarta. Banyak gedung-gedung bertingkat. Di Jakarta juga sewanya agak mahal, ya kalau sapi 100 ekor, sewa lahan Rp40 juta. Belum operasional harian Rp1 juta, sebulan bisa Rp30 juta," katanya, saat ditemui di tempat usahanya, Minggu (2/6/2024).

Karena pertimbangan itulah, lanjut Adin, banyak pedagang musiman hewan kurban yang sebelumnya berjualan di Jakarta, pindah ke Bekasi. Dan, yang terbanyak di wilayah Jatiasih, hingga wilayah Ciangsana, Bogor.

"Di sepanjang Ciangsana, Bojongkulur, sampai Jatiasih ini, kalau dihitung ada sekitar 2 ribuan ekor sapi dan kambing yang dijual di lapak pedagang musiman. Jaraknya deket-deketan semua," kata Adin.

Para pedagang hewan kurban musim yang ada di daerah tersebut menurut Adin berasal dari berbagai daerah. Mulai dari warga sekitar, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Lampung.

"Memang di kiri kanan kalau kita jalan dari Jatiasih, Bojongkulur sampai Ciangsana, banyak pedagang sapi dan kambing. Sapi Limousine, Bali, Kupang, ada kambing. Jangan khawatir di sini banyak stoknya. Mau malam takbiran dadakan juga nyari di sini ada," ujar pedagang yang pertama kali berjualan hewan kurban pada tahun 1993 di Rawamangun, Jakarta Timur.

"Kalau untuk konsumen di sini kebanyakan dari Jatiasih, dari Jakarta juga ada dari Klender. Dari Kuningan juga ada. Karena saya di sini saya juga nyewa kandang selama tiga bulan, biaya sewa Rp5 juta untuk sebulan. Di sini pembeli kebanyakan sudah langganan," ucap Adin menambahkan.

Di tempatnya berjualan, sapi didatangkan dari Bali dan Kupang, sedangkan kambing didatangkan dari Jawa Tengah. Tahun ini penjualan diprediksi akan meningkat karena pedagang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.

"Kalau penjualan dari tahun ketahun selalu meningkat. Makanya kita sekarang stok 300 sapi dan kambing, karena tahun ini pedagangnya sedikit. Kalau tahun lalu kita stok 200 ekor," katanya.

Sapi dan kambing yang dijual Adin, seluruhnya sudah dinyatakan sehat sejak dibawa dari daerah asal. Hal itu dibuktikan dengan adanya Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

"Untuk kesehatan hewan terjamin, kita juga kerjasama dengan dokter hewan setempat. Kebersihan juga terjamin, karena saya kan sewa kandang yang permanen di sini. Nanti konsumen juga kita kasih lampiran surat sehat hewan yang dibelinya," ujarnya.

Di tenpat jualannya Adin sendiri menjual sapi dengan harga Rp65 ribu per kilogram. Sedangkan kambing dijual dengan harga kisaran antara Rp3 juta hingga Rp8 juta tergantung besar kecilnya ukuran.

Rekomendasi