Kapolda Metro Pecat 31 Anggota Polri, Ada Kasus Perselingkuhan hingga LGBT

| 03 Jan 2025 11:45
Kapolda Metro Pecat 31 Anggota Polri, Ada Kasus Perselingkuhan hingga LGBT
Kapolda Metro Irjen Karyoto (Antara)

ERA.id - Sebanyak 31 anggota polri diberhentikan tidak hormat (PTDH) dengan alasan pelanggaran berat. Pelanggaran itu termasuk memakai narkotika hingga LGBT.

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto memimpin upacara pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya, Kamis (2/1) kemarin. Dalam amanatnya, Karyoto meminta seluruh anggotanya untuk selalu menjaga integritas dan tanggung jawab sebagai anggota Polri.

"Pada hari ini kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk mengikuti pelaksanaan upacara PTDH anggota Polda Metro Jaya yang telah melakukan pelanggaran berat," ujar Kapolda dalam keterangannya, Jumat (3/1/2025).

Jenderal bintang dua Polri ini ingin agar profesi anggota Polri ditekuni dengan penuh dedikasi. Sebab, tidak semua orang bisa menjadi anggota Polri.

"Saya kembali mengingatkan bahwa sudah banyak anak muda yang dilantik menjadi anggota Polri dan membuat kebanggaan bagi keluarga. Tidak semua dapat lolos seleksi menjadi anggota Polri, dan ingatlah itu adalah sebuah perjuangan," jelasnya. 

Terkait pelanggaran yang dilakukan para anggotanya, Karyoto menyebut ada berbagai kasus yang mencoreng nama Korps Bhayangkara. Pada Desember 2024, sebanyak 31 anggota Polda Metro Jaya diberhentikan.

Rinciannya, 8 orang disanksi PTDH karena kasus penyalahgunaan narkoba, 15 orang kasus disersi, 1 orang kasus tindak pidana penggelapan atau penipuan, 4 orang kasus perselingkuhan, 2 orang kasus nikah sirih, dan 1 orang terlibat LGBT.

Dari jumlah tersebut, lima orang berasal dari satuan kerja Polda Metro Jaya. Sementara 26 lainnya bertugas di jajaran Polres. Upacara PTDH untuk anggota di tingkat Polres dilakukan di masing-masing wilayah agar memberikan efek jera.

Kapolda berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua anggota Polri.

"Para komandan dan atasan laksanakan fungsi pembinaan terhadap anggotanya masing-masing, lakukan waskat dan wasdal secara maksimal. Kita semua beragama, oleh karena itu saya mengingatkan kembali bahwa ikuti syariat agama masing-masing untuk menjadi alat kontrol bagi diri kita dalam membedakan apa yang baik dan buruk," tegasnya.

Rekomendasi