Tak Mau Lansia Antre, Anggota DPRD Jakarta Minta RSUD Cengkareng Perbaiki Layanan

| 13 Jun 2025 10:25
Tak Mau Lansia Antre, Anggota DPRD Jakarta Minta RSUD Cengkareng Perbaiki Layanan
Anggota DPRD Komisi C Jakarta, Lukmanul Hakim, Gias Kumari Putra, dan Suhud Alynudin menginspeksi RSUD Cengkareng, Jakarta Barat (Jakbar), Jumat (13/6/2025). (Ist)

ERA.id - Anggota DPRD Komisi C Jakarta, Lukmanul Hakim, Gias Kumari Putra, dan Suhud Alynudin menginspeksi RSUD Cengkareng, Jakarta Barat (Jakbar), Jumat (13/6/2025), setelah mendapati aduan pasien soal pelayanan di RSUD tersebut.

Setibanya di lokasi, Lukmanul beserta anggota dewan lainnya meninjau ruang IGD, ICU, poli anak, tempat menunggu obat hingga berbincang dengan pasien.

"Kita memang sudah agendakan dan berdasarkan aduan, memang kita mau lihat pelayanan di rumah sakit seluruhnya, karena harus lebih baik, supaya bisa berstandar internasional," ujar Lukmanul kepada wartawan, Jumat (13/6/2025).

Meski puas dengan pelayanan, anggota dewan ini tetap meminta agar kapasitas SDM RSUD Cengkareng ditambah dan dievaluasi. Secara khusus, politikus PAN itu menyoroti pelayanan kepada pasien lanjut usia (lansia) dan bayi di RS tersebut. 

Sebab banyak pasien lansia dengan penyakit jantung, stroke, hingga diabetes melakukan rawat jalan bahkan inap di RSUD Cengkareng. Karena itu, Lukmanul meminta pihak RSUD mengantar obat ke rumah pasien lansia, agar tidak terlalu lama antre.

"Nah di RSUD ini, obat untuk lansia dan bayi itu akan diantar dari pihak rumah sakit ke alamat rumah masing-masing pasien. Jadi nggak perlu antre lama-lama, kasihan mereka," ujarnya.

Di tempat yang sama, Kadinkes Jakarta Ani Ruspitawati menerima usulan Lukmanul terkait pengembangan SDM di RSUD Cengkareng.

"Sebenarnya pengembangan SDM itu dari sisi jumlah maupun kompetensinya kita lakukan terus-menerus. Jadi seiring ketika rumah sakit mengembangkan layanannya, menambah kapasitasnya, pasti kemudian juga diikuti dengan penambahan SDM," kata Ani.

Dari segi fasilitas, seluruh alat kesehatan di RSUD Cengkareng sudah memumpuni untuk mendukung pelayanan.

"IGDnya ada 70 tempat tidur yang sudah kita klaster, ada klaster untuk jantung, stroke, dan ibu dan anak. Jadi kalau ada kasus kegawatdaruratan jantung, stroke, atau ibu dan anak, itu bisa langsung masuk ke ruangan itu, enggak nunggu kekosongan ruang," ujar Ani.

Rekomendasi