ERA.id - Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan (ADP), yang terlilit lakban memasuki babak baru. Jenazah ADP tidak hanya terlilit lakban namun juga tertutup plastik pada bagian wajah.
"Perlu kami sampaikan bahwa korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik. Kemudian terlilit lakban berwarna kuning," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (24/7/2025).
Saat ditemukan, pintu kamar kosan Arya dalam posisi terkunci dari dalam. Usai didobrak paksa, diplomat ini ditemukan di atas tempat tidurnya. Badan korban juga tertutup selimut saat pertama kali ditemukan penjaga kos.
"Penyelidik telah melakukan klarifikasi, pengembalian keterangan dalam tahap penyelidikan setidaknya ada 15 orang," jelasnya.
Ke-15 orang yang diperiksa itu di antaranya penghuni kos-kosan, rekan kerja korban, penjaga kos, hingga keluarga Arya. Polisi akan memeriksa sejumlah ahli untuk membuat terang peristiwa ini.
"Sampai saat ini penyelidik tidak menemukan hambatan. Kemudian dengan senantiasa mengedepankan prinsip penyelidikan atau mengungkap berdasarkan scientific crime investigation," katanya.
Sebelumnya, beredar postingan di media sosial (medsos) Instagram terkait hasil autopsi Arya Daru Pangayunan yang tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban di indekos di kawasan Jakpus.
Akun Instagram @nationalsecurity.id membuat postingan terkait hasil autopsi Arya dari Divisi Forensik NSA. Disampaikan jika Arya Daru bukan tewas karena bunuh diri. Pada tubuhnya ditemukan luka memar. Selain itu pada perut kiri bawah korban ada tanda menyerupai kode/simbol yang belum berhasil dipecahkan.
ADP disebut-sebut menjadi korban pembunuhan (targeted silent assassination). Pelaku diduga adalah aktor profesional dengan metode pembungkus (non destructive killing).
Korban dibunuh oleh aktor atau orang yang merasa terancam oleh misi diplomatik dan penyelidikan korban.
"NSA RI menyimpulkan bahwa terdapat pemilihan fakta secara sepihak dan pengaburan narasi demi menutup dugaan pembunuhan," demikian sebagian isi postingan yang diunggah akun Instagram @nationalsecurity.id.
Dikonfirmasi, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam menyebut hasil autopsi Arya belum keluar.
"Sampai detik ini belum ada hasil autopsi. Jadi kalau itu berdasarkan autopsi begini-begini, saya juga baca, nggak ada itu, satu," kata Anam di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/7).
Mantan Komisioner Komnas HAM ini menghargai jika ada pihak-pihak yang membuat analisa terkait kasus kematian Arya. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah kontrol publik terhadap sebuah peristiwa.
Namun Anam ingin jika analisa itu berdasarkan fakta. Sebab jika tidak, maka hal tersebut hanya membuat aparat penegak hukum sulit untuk mengungkap kebenaran.