Fakta Baru Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta, Sering Kunjungi Situs Gelap Soal Perang

| 10 Nov 2025 16:55
Fakta Baru Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta, Sering Kunjungi Situs Gelap Soal Perang
SMAN 72 Jakarta (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

ERA.id - Densus 88 Antiteror Polri melakukan pendalaman kepada terduga pelaku anak yang melakukan peledakan di SMAN 72 Jakarta. Hasil penelusuran sementara, anak ini sebelumnya sering mengunjungi situs-situs ekstrem.

"Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring (terutama di forum dan situs-situs gelap) yang menampilkan video atau foto orang yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana kepada wartawan dikutip Senin (10/11/2025).

Namun Mayandra masih belum mengetahui motif daripada pelaku yang meledakan masjid SMAN 72 Jakarta itu. Ia hanya menyebut masih terus mendalami hal itu.

Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengatakan pelaku anak ini masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia belum bisa banyak dimintai keterangan karena masih dalam masa pemulihan.

"Anak ini anak berhadapan dengan hukum atau konflik? Di bawah 18 tahun, yang bersangkutan masih berstatus anak dan anak yang berhadapan dengan hukum. Jadi ada perlindungan khusus di dalam aturan perundang-undangan, kita harus menjaga identitas, ada perlakuan khusus terhadap anak tersebut," ucap Budi.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri mengungkap ada tujuh peledak yang dibawa terduga pelaku dalam kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11).

"Benar (ada tujuh peledak)" kata AKBP Mayndra Eka Wardhana kepada wartawan dikutip hari ini.

Barang berbahaya ini ditemukan penyidik saat dilakukan olah TKP. Dari tujuh peledak yang dibawa pelaku, empat di antaranya meledak di dua lokasi.

"Yang meledak empat di dua lokasi. Tiga tidak meledak," ungkapnya.

Namun, Mayndra belum mau merinci terkait jenis bom yang dibawa pelaku. Dia hanya menyebut pendalaman masih terus dilakukan tim gabungan.

Rekomendasi