Kisah Viral Dokter Gigi Carissa Grani Mualaf Gara-gara Corona, Takjub Pada Wudhu dan Salat

| 23 Apr 2021 20:47
Kisah Viral Dokter Gigi Carissa Grani Mualaf Gara-gara Corona, Takjub Pada Wudhu dan Salat
Drg. Carissa Grani (Tangkapan Layar)

ERA.id -  Dalam ajaran islam, seseorang yang menjadi mualaf itu sebelumnya mendapat hidayah atau justru menjemput hidayah itu sendiri. Seorang dokter gigi, Carissa Grania yang justru mendapat hidayahnya ditengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.

Jika kebanyakan masyarakat di dunia mengaku kesulitan akibat adanya wabah mematikan ini, berbeda dengan pernyataan Carissa yang mengaku mendapatkan hikmah tersendiri ditengah pandemi ini.

Kisah drg. Carissa Grani menjadi mualaf ini viral setelah diunggah oleh kanal YouTube @Rasil TV. Video yang berjudul "drg. Carissa Grani, MM. AAAK. Corona Membawa Saya Masuk Islam" yang diunggah pada Sabtu (17/4/21).

Dokter gigi lulusan FKG Universitas Indonesia ini mengaku baru masuk Islam sekitar setahun lalu. Tepatnya pada 15 Maret 2020.

Di tahun 2010, Carissa kemudian menikah dengan seorang pria dan dikaruniai tiga anak. "Mantan suami saya, hamba Tuhan, kemudian saya sekarang bertugas sebagai PNS di Jakarta Barat," ujar wanita 37 tahun itu.

Carissa sendiri merupakan seorang Pegawai Sipil Negara (PNS) di Jakarta Barat dan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dan meneruskan S-2 di Universitas Esa Unggul, Jakarta.

Perjalanan Carissa menjadi hingga akhirnya memeluk agama islam

Ketertarikannya akan islam justru muncul ketika awal pandemi Covid-19 di Maret 2020. Saat itu, pemerintah memberi arahan untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, dan di rumah saja.

"Entah mengapa pada saat itu saya melihatnya seperti wanita muslimah yang menjaga wudhunya. Yang nggak boleh salaman. Dulu orang kantor ada yang sudah wudhu nggak mau salaman," ujar dokter Carissa.

Dilarang menyentuh lawan jenis yang bukan muhrim setelah wudhu ini dianggap drg. Carissa sebagai ajaran agama yang baik dan benar. Dia pun mengaku tertarik mencari tahu tentang wudhu dan lebih jauh membaca mengenai manfaat wudhu, gerakan salat hingga mengenai cadar dan niqab.

"Saya melihat secara ilmiah bisa dibuktikan, tapi secara ajaran agamanya masuk. Berawal dari situ dan kenapa gerakan salatnya jarinya harus ditekan. Dan ada pertentangan dalam diri kok doanya diulang-ulang. Saya mikirnya begitu," katanya.

Menurutnya, setiap apa yang ada dalam ajaran agama islam, selalu bisa dipelajari dan di buktikan secara ilmiah. Itu yang membuatnya makin yakin untuk mengenal islam lebih jauh.

"Sampai akhirnya selama dua minggu tidak beribadah (berdoa ke Gereja) akhirnya ia bertekad untuk memutuskan salah satu keyakinan," putusnya.

Selanjutnya ia memutuskan untuk bercerita kepada temannya yang beragama Islam, ia kemudian diarahkan ke mualaf Center, Jakarta Barat. Temannya itu berpesan apabila nanti di Mualaf Center bertemu pembimbing yang menjelekkan agama lain dan tak mengajarkan tauhid lebih baik tidak diteruskan.

"Saya ke sana, itu sudah qadarullah juga. Waktu itu Minggu, 15 Maret itu saya sampai di sana. Terus kaget, bundanya (pembimbing Carissa) aduh saya enggak cancel. Padahal ini hari pertama lockdown. Ya sudah enggak apa-apa, masuk-masuk," katanya.

Awalnya Carissa mengaku ingin belajar terlebih dahulu, kalau ia yakin, ia masuk Islam. Tapi, ia diingatkan bahwa belajar Islamnya itu tak dihitung pahala karena belum bersyahadat. Lalu akhirnya Carissa pun memutuskan untuk mengucap syahadat saat itu juga.

"Memang syahadat isinya apa Bunda? 'Percaya Allah itu Esa, Muhammad utusan Allah.' Ya sudah saya syahadat, enggak ada kepikiran apapun saat itu. Bunda enggak jelasin apapun di luar tauhid," tuturnya.

Ternyata keputusannya menjadi seorang mualaf saat itu tanpa sepengetahuan sang suami. Hingga akhirnya suaminya mulai mengetahui kebenarannya, suami Carissa merasa di khianati dan emosi.

Carissa kemudian diminta untuk pergi ke rumah orang tuanya. Hati Carissa tetap pada Islam dan memilih untuk bercerai. Namun, bagi drg. Carissa pandemi Corona ini mendatangkan hikmah yang luar biasa untuknya.

"Kalau saya lihat pandemi itu kan buruk, tapi bagi saya pribadi itu berkahnya banyak banget. Jadi masjid lockdown mau nggak mau saya harus hafalin bacaan salat," jelasnya.

Rekomendasi