ERA.id - Presiden Joko Widodo menyampaikan sikap pemerintah terkait wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Jokowi menegaskan, hingga saat ini belum ada pemgumuman kenaikan harga BBM karena masih dihitung.
"BBM semuanya masih dalam proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati. Masih dalam proses dihitung dengan kehati-hatian," tegas Jokowi dikutip dari laman YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (1/9/2022).
Jokowi menenkankan, pemerintah akan melakukan penghitungan dengan cermat dan hati-hati sebelum memutuskan soal harga BBM.
"Masih dalam proses dihitung dengan kehati-hatian," kata Jokowi.
Diketahui, muncul wacana kenaikan harga BBM per 1 September 2022. Hal ini menyebabkan atrean panjang di sejumlah SPBU.
Sebelumnya, pemerintah telah membuat skema bantalan sosial berupa bantuan pengalihan subsidi BBM.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bantuan pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru saja ditetapkan sebesar Rp24,17 triliun, ditujukan untuk mengurangi tekanan terhadap masyarakat di tengah kenaikan harga barang dan juga mengurangi kemiskinan.
Bendahara Negara itu menyebutkan Presiden Jokowi memerintahkan bantuan sosial sebesar Rp24,17 triliun dari pengalihan subsidi BBM itu, sudah dapat disalurkan pekan ini ke masyarakat.
Menurut dia, dari total bantuan sosial Rp24,17 triliun itu, masyarakat akan diberikan tiga jenis bantuan berupa bantalan sosial, yaitu pertama, Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 20,65 juta kelompok masyarakat sebesar Rp150 ribu sebanyak empat kali, dengan total anggaran Rp12,4 triliun.
BLT tersebut akan dibayar Rp300 ribu oleh Kementerian Sosial sebanyak dua kali, melalui berbagai saluran Kantor Pos Indonesia.
Kemudian kedua, bantuan subisidi upah sebesar Rp600 ribu kepada 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan yang dibayarkan satu kali dengan anggaran Rp9,6 triliun.