ERA.id - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono seharusnya tidak membandingkan pembangunan infrastruktur era Susilo Bambang Yudhoyono dengan era Presiden Joko Widodo.
Dia mengatakan setiap presiden memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
"Setiap presiden punya kelebihan dan kekurangan menurut saya," ujar Pangi kepada wartawan.
Meski demikian, Pangi melihat serangan yang dilontarkan AHY kepada Jokowi merupakan upaya untuk meningkatkan elektabilitas personal dan partainya.
"Tentu saja cara seperti ini untuk meningkatkan elektabilitas AHY atau demokrat," ujar Pangi.
Pangi juga mengingatkan oposisi memang berhak untuk mengritik pemerintah. Namun, dia mengingatkan untuk menggunakan data.
"Biasanya di saat pemerintahan itu 'lampu'-nya agak redup itu, tentu lampu yang lebih terang oposisi, tentu oposisi harus mengritik berdasarkan data yang kuat. Tidak berdasarkan asumsi atau persepsi yang sepihak, nah selama ini cenderung oposisi belum terlalu progres," ujarnya.
Bicara soal data, Pangi menyarankan AHY harus lebih teliti. Dia pun mencontohkan bagaimana PDIP kala menjadi oposisi di era SBY.
Berdasarkan data yang dihimpun, SBY membangun jalan tol sepanjang 189,2 km sejak 2004 hingga 2019. Sedangkan Jokowi, telah membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km sejak menjabat pada tahun 2014. Bahkan, 750 km jalan tol lagi ditargetkan selesai pada 2024.
Kemudian, tercatat memang ada 18 bendungan mulai konstruksi di era SBY. Namun, seluruhnya diselesaikan di era Jokowi. Jokowi juga diketahui membangun 12 bendungan sejak menjabat. Jika diakumulasi, ada 30 bendungan yang selesai dibangun di era Jokowi. Di era Jokowi, ditargetkan juga ada 27 bendungan lagi hingga 2024.
Selanjutnya, tercatat ada 24 bandara dibangun di era SBY. Sedangkan di era Jokowi sebanyak 29 bandara. Jokowi bahkan diketahui menargetkan bakal ada 9 bandara baru maupun revitalisasi hingga 2024.
Selain itu, 316.590 km jalan desa selesai konstruksi di era Jokowi.
Capaian infrastruktur desa yang ada di era Jokowi, antara lain 1.597.539 m jembatan; 1.474.544 unit air bersih desa; 501.054 unit irigasi desa; 12.297 pasar desa, dan 42.357 posyandu.