Menperin Sebut Hilirisasi Mineral Langkah Nyata Peningkatan Nilai Tambah

| 07 Oct 2022 09:45
Menperin Sebut Hilirisasi Mineral Langkah Nyata Peningkatan Nilai Tambah
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (ANTARA/HO/Kementerian Perindustrian)

ERA.id - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan hilirisasi berbasis Sumber Daya Alam (SDA) mineral merupakan langkah nyata yang dilakukan pemerintah dalam pemanfaatan keunggulan komparatif SDA berbasis mineral logam.

"Hal ini untuk peningkatan nilai tambah bahan baku berbasis tambang sehingga akan mewujudkan tumbuhnya hilirisasi industri berbasis mineral logam di dalam negeri," kata Menperin dihubungi Antara di Jakarta dikutip dari Antara, Jumat (7/10/2022).

Menperin menegaskan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong hilirisasi SDA berbasis mineral untuk peningkatan nilai tambah industri di dalam negeri.

Dukungan diberikan untuk mendorong hilirisasi industri dalam peningkatan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri, sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor produk mineral hasil pertambangan.

Bentuk dukungan tersebut antara lain dengan telah telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian, dimana pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2015 tentang Sumber Daya Industri.

"Regulasi tersebut diantaranya mengatur pemanfaatan sumber daya alam secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan," ujar Menperin.

Selain itu pelarangan atau pembatasan ekspor SDA guna meningkatkan nilai tambah industri serta pendalaman dan penguatan struktur Industri dalam negeri. Terakhir, mengatur jaminan ketersediaan dan penyaluran SDA untuk industri dalam negeri.

Menperin memprediksi investasi smelter yang akan mengolah nikel akan semakin marak di tahun mendatang.

"Salah satu investasi smelter yang semakin marak untuk tahun ini dan diprediksi tahun-tahun mendatang adalah investasi pengolahan dan pemurnian nikel sampai saat ini," kata Menperin.

Menperin menambahkan tercatat terdapat 82 industri smelter nikel yang masuk dalam tahap operasi, konstruksi, dan studi kelayakan atau perencanaan

Menperin menambahkan industri smelter melakukan proses transfer ilmu pengetahuan dengan mengirimkan pelatihan dan pendampingan terhadap tenaga kerja Indonesia.

Adapun beberapa smelter telah bekerja sama dengan pusat pendidikan dan pelatihan industri dan perguruan tinggi khususnya di kawasan industri untuk melatih dan menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten.

Smelter disebut menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi dari pada produk hasil tambang.

Oleh karenanya, diperlukan industri lebih lanjut yang dapat mengolah produk hasil dari smelter sehingga dapat tercipta rantai pasok yang lebih menyeluruh dari hulu ke intermediate hingga ke hilir untuk terciptanya hilirisasi sampai industri hilir untuk produk akhir.

Rekomendasi