Hasto Jawab Sindiran NasDem Soal Reshuffle: PDIP Tidak Pernah Provokasi Presiden

| 20 Oct 2022 11:04
Hasto Jawab Sindiran NasDem Soal Reshuffle: PDIP Tidak Pernah Provokasi Presiden
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (Antara)

ERA.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya tak pernah memprovokasi Presiden Joko Widodo untuk melakukan perombakan kabinet atau reshuffle.

Hal ini menanggapi pernyataan Partai NasDem yang menyebut ada pihak yang mendesak Jokowi mengeluarkan partainya dari kabinet karena mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.

"PDI Perjuangan tidak pernah memprovokasi presiden," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2022).

Hasto mengatakan, PDIP tak pernah mencampuri masalah kursi di kabinet. Sebab, urusan reshuffle merupakan kewenangan Jokowi selaku presiden.

"Sekali lagi, kalau berhubungan dengan kabinet, itu haknya pak presiden. Keputusan berada di tangan Pak Jokowi dengan penuh hikmat kebijaksanaan mengambil keputusan terbaik bagi bangsa dan negara," kata Hasto.

Terkait dengan sejumlah pernyataannya yang dinilai Partai NasDem terlalu nyinyir dan seolah memproviskasi keputusan presiden, Hasto tak mau ambil pusing. Menurutnya, itu bagian dari demokrasi.

"Ya demokrasi boleh. Ada orang yang bilang saya kaya DN Aidit saja boleh," kata Hasto.

Meski terlihat seperti saling sindir, Hasto memastikan hubungan PDIP dengan Partai NasDem tidak ada masalah. Pihaknya, melalui Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adianto kerap berkomunikasi dengan NasDem.

"Kita tetap jalan. Tadi Pak Utut sebagai ketua fraksi tetap membangun komunikasi, termasuk dengan ketua fraksi Partai NasDem," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, ada pihak yang mencoba mendesak Presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan partainya dari koalisi pemerintahan.

Hal itu disampaikan Surya dalam pidatonya saat meluncurkan progam 'NasDem Memanggil' di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (17/10).

"Ada yang menyatakan supaya mendesak kita, meminta kepada presiden, keluarkan NasDem dari koalisi pemerintahan," kata Surya. 

Namun, Surya menilai, hal tersebut hanyalah bagian dari tantangan yang harus dihadapi NasDem. Terlebih menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan pasca mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) yang diusung Partai NasDem ke depan.

Surya menambahkan, meskipun banyak yang mempertanyakan sikap Partai NasDem, dia berani menjamin bahwa komitmen partainya untuk mendukung penuh pemerintahan Presiden Jokowi-Wakil Presiden Ma'ruf Amin hingga selesai menjabat, tidak pernah berubah.

"Apakah sikap kita berubah? Apakah komitmen kita berubah untuk tetap mendukung jalannya administratif pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin agar tetap sukses pada Pemilu 2024? Saya katakan kita tidak pernah berubah," tegasnya. 

Sedangkan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali membenarkan pernyataan Ketua Umumnya Surya Paloh, yang menyebut banyak pihak yang nyinyir ke partainya setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.

"Begitu mengumumkan Anies, ada lah orang-orang yang nyinyir kepada NasDem dengan deklarasi itu," kata Ali kepada wartawan, Selasa (18/10).

Menurut Ali, orang yang nyinyir itu kerap membuat analogi-analogi seperti bendera warna biru dicabut, hingga warna biru keluar dari koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bahkan, terakhir pernyataan soal antitesa pun dipermasalahkan dengan berlebihan.

Salah satu pihak yang kencang menyoroti Partai NasDem yang mengusung Anies di Pemiliha Presiden (Pilpres) 2024 adalah PDI Perjuangan melalui sekretaris jenderalnya Hasto Kristiyanto.

"Ya kan selama ini kan begitu," katanya. 

Rekomendasi