ERA.id - Hakim Heran Mengapa Kuat Ma'ruf Berani Pegang Tubuh Putri Candrawathi yang Merupakan Majikannya
Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santosa mengaku heran karena terdakwa perkara pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) Kuat Ma'ruf berani memegang tubuh majikannya, Putri Candrawathi.
Hal ini dikatakan Wahyu saat pemeriksaan saksi Susi yang merupakan asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat persidangan terdakwa Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Senin (31/10) kemarin di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).
Awalnya, Wahyu bertanya Putri Candrawathi memakai pakaian apa saat peristiwa di Magelang, ke Susi. ART ini mengaku lupa Putri memakai bawahan apa namun akhirnya menyebut, istri Ferdy Sambo memakai celana panjang.
"Tadi nyebut (pakai) kaos cepet banget, bawahannya lupa. Tapi bisa raba-raba kaki, kan lucu. Terlalu banyak bohong saudara ini. Pakai apa bawahannya?" tanya Wahyu.
"Saya, seinget saya ibu pakai kaos pendek, celana panjang kain," balas Susi.
Wahyu lalu bertanya bagaimana cara Susi bisa mengetahui kaki Putri dingin, padahal istri Ferdy Sambo ini memakai celana panjang. Susi mengaku memegang telapak kaki Putri Candrawathi.
"Tadi katanya pegang kakinya?" tanya hakim. "(Pegang) telapak kakinya (Putri) aja," balas Susi.
"Kenapa saudara tiba-tiba pegang telapak?" tanya Wahyu dan dijawab oleh Susi 'saya khawatir gitu kan'.
"Bukan gini lho, kenapa saya bingung, bertanya begitu, karena saudara cepat sekali mengatakan tangan dan kakinya dingin. Tahu dari mana?" ucap Wahyu.
"Soalnya saya megang," kata Susi.
Susi menjelaskan dia memanggil Kuat Ma'ruf agar bisa memapah Putri. Sebelum dipapah, Susi menerangkan Kuat juga memegang tubuh istri Ferdy Sambo ini.
"Om Kuat juga megang badannya juga, kakinya. 'Ini kakinya dingin', gitu Om Kuat," ucap Susi.
Wahyu heran mengapa Kuat Ma'ruf berani memegang tubuh Putri yang merupakan majikannya. Susi tak menjawab pertanyaan hakim.
"Kuat ini apa? Sopir kan? Kok berani dia megang tubuhnya majikannya? Masuk akal nggak?" tanya hakim.
"(Kuat Ma'ruf) pegang kakinya," balas Susi.
"Ya megang kakinya, perkara megang apa tapi berani megang tubuhnya? Harusnya kalau dia memegang tubuhnya Saudara Putri kemudian memapah ke kasur, itu masuk akal. Macam kayak dia dokter nanya dulu 'kenapa? Oh saya megang kakinya dulu ya'," kata Wahyu.
"Logika saya, kalau saya menemukan, atau orang menemukan lagi tergeletak, itu yang dipikirkan adalah nggak bertanya ada apa. Oke mari kita naikkan ke atas, kita dudukkan supaya yang bersangkutan bisa istrihat. Bukan bertanya atau berantem. Bukan seperti itu. Cerita kamu nggak masuk di akal," tambah Wahyu.