BPBD DKI Sebut Ada Retakan di Gedung Ancol Mansion Akibat Gempa Cianjur, Ruang Lift Lantai 50 hingga Parkir Mobil

| 21 Nov 2022 20:35
BPBD DKI Sebut Ada Retakan di Gedung Ancol Mansion Akibat Gempa Cianjur, Ruang Lift Lantai 50 hingga Parkir Mobil
Dampak gempa bumi bermagnitudo 5,6 di kawasan Cianjur, Jawa Barat juga dirasakan pegawai Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang berhamburan keluar gedung di Jakarta, Senin (21/11/2022). ANTARA/Yogi Rachman/aa.

ERA.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan terdapat retakan pada beberapa titik di Gedung Ancol Mansion, Jakarta Utara, akibat gempa Cianjur, Senin siang.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan retakan di Gedung Ancol Mansion itu ditemukan di ruang lift lantai 50, ruang lift lantai 51, tangga darurat, dan parkir mobil lantai LG.

"Untuk korban dan pengungsi nihil. Sementara kerugian masih dalam konfirmasi dan pendataan," ucapnya dikutip dari Antara, Senin (21/11/2022).

Selain dampak pada Gedung Ancol Mansion, Isnawa menyebutkan dalam pesan singkatnya belum ada laporan lain yang masuk dari tim reaksi cepat (TRC) BPBD DKI Jakarta akibat dari gempa berkekuatan 5,6 magnitudo tersebut.

"Sepertinya tidak ada info kerusakan yang berarti untuk Jakarta, yang terdampak adalah kawasan Cianjur, Cimahi dan Bandung sepertinya," tuturnya.

BPBD DKI Jakarta, kata Isnawa melakukan berbagai upaya seperti menyebarluaskan informasi gempa bumi yang didapatkan dari BMKG melalui kanal-kanal sosial media seperti Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp Group dan Telegram Channel.

Kemudian melakukan evakuasi ke titik kumpul yang aman dan monitoring terhadap gedung-gedung yang ada di Jakarta seperti kantor pemerintah, kantor swasta, sekolah, fasilitas kesehatan, apartemen hingga pusat perbelanjaan.

"BPBD DKI Jakarta akan terus memonitor informasi dari BMKG mengenai potensi gempa susulan yang dapat berdampak ke wilayah Provinsi DKI Jakarta," ucapnya.

Diketahui, berdasarkan pendataan yang disusun oleh Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB, dampak yang diakibatkan gempa tersebut turut merusak beberap bangunan, seperti 343 unit rumah rusak berat, satu unit pondok pesantren rusak berat, RSUD Cianjur alami rusak sedang. Kemudian empat unit Gedung pemerintah, tiga unit fasilitas pendidikan, satu unit sarana ibadah, satu unit toko dan satu unit kafe juga alami kerusakan, serta ada jalanan yang terputus.

Gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,6 berpusat di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Fenomena ini terjadi pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV-V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II-III MMI.

Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) mencatat korban yang meninggal dunia bertambah menjadi 56 orang akibat gempa merusak yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin.

Komandan Korps Sukarela PMI Cianjur Ujang Muhammad mengatakan 56 orang itu terdiri atas 40 anak-anak dan sisanya merupakan orang dewasa. Sebelumnya PMI mencatat ada 20 orang yang meninggal dunia.

"Yang tercatat total korban luka dan meninggal itu jumlahnya ada 120 orang," kata Ujang di Cianjur, Jawa Barat.

Rekomendasi