ERA.id - PDI Perjuangan memasikan, siapapun calon presiden (capres) yang akan diusung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak akan bergerak sendirian, melainkan dilakukan secara kolektif.
Hal ini merespons manuver bakal capres dari Partai NasDem Anies Baswedan yang rajin bersafari politik ke berbagai daerah.
"Pergerakannya kolektif, bukan orang per orang," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).
Bagi PDIP, calon pemimpin harus bergerak bersama-sama dengan seluruh simpatisan dan kader partai bersama rakyat. Salah satu contoh gerak kolektif yang dilakukan partai berlambang kepala banteng itu dibuktikan dengan memenangkan Joko Widodo sebagai Presiden RI di Pemilu 2014 dan 2019.
Selain memenangkan capresnya, di dua pemilu terakhir ini akhir, PDIP juga berhasil menjadi partai yang memperoleh suara dan kursi terbanyak di Parlemen. Hal itu merupakan bukti dari gerak kolektif.
"Bagi PDIP, yang ikut bergerak itu adalah seluruh simpatisan, anggota kader yang menyatu dengan rakyat itu yang bergerak," ucap Hasto.
Sehingga gerak kolektif ini dinilai lebih manjur ketimbang begerak sendirian. Hasto bilang, jika bergerak sendiri hanya akan menimbulkan banyak utang di kemudian hari.
"Kalau orang per orang sendiri yang bergerak, nanti dia akan banyak utang," ucapnya.
Terkait kapan PDIP mengumumkan capres yang akan diusung di Pilpres 2024, Hasto mengatakan partainya tak mau terburu-buru mengambil keputusan.
Pengumuman capres akan dilakukan pada momentum yang tepat. Sebab, PDIP tak mau memberi dukungan kepada tokoh yang belum bisa menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat.
"Kami kan menghitung momentum yang tepat, kalkulasi yang matang, berita hari ini saja dalam mengurus sungai kita tidak beres," kata Hasto.
"Sehingga PDI perjuangan itu bertindak itu hati-hati. Kalkulasi tidak grasa-grusu, dan segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik," pungkasnya.