ERA.id - Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan mengusulkan, agar pemerintah membentuk otoritas yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan kriteria awal Hijriyah. Usulan itu sebagai respons atas berulangnya perbedaan dalam menentukan hari besar Islam.
"Penyebab utama perbedaan penentuan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha yang terus berulang karena belum ada kesepakatan terkait kriteria awal penanggalan Hijriyah," kata Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni usai Rukyatul Hilal di Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, Rabu (22/3/2023).
Menurut Khaeroni, prasyarat utama agar terwujudnya unifikasi kalender Hijriyah harus dipegang oleh otoritas tunggal. Otoritas tunggal akan menentukan kriteria dan batas tanggal yang dapat diikuti bersama. "Sedangkan, kondisi saat ini otoritas tunggal mungkin bisa diwujudkan dulu ditingkat nasional atau regional," ucapnya.
Penentuan ini lanjut Khaeroni, bisa mengacu pada batas wilayah. Dan, satu wilayah hukum sesuai batas kedaulatan negara. Kriteria diupayakan untuk disepakati bersama. "Kemudian, jika terdapat perbedaan jangan menjadi sebuah gesekan," terang Khaeroni.
Khaeroni berharap, ke depan, pemerintah dan sejumlah pihak dapat menerima usulan yang dimaksud. "Sehingga kriteria tunggal, dan batas tanggal yang disepakati bersama agar dapat dijadikan rujukan semua pihak dan mempersatukan umat," ujarnya
Kemenag Sulsel dan sejumlah otoritas terkait pada, Rabu sore telah menyelesaikan pemantauan hilal. Khaeroni bilang, berkumpulnya semua elemen di tempat ini menjadi salah satu bukti moderasi beragama. Di antaranya adalah toleransi dan kesiapan untuk hidup bersama dengan yang berbeda.
Khaeroni berharap, Pemerintah Provinsi Sulsel dan pemerintah kabupaten dan kota serta semua pihak, bisa saling menjaga situasi dan kondisi yang aman agar masyarakat nyaman dan tenang dalam melaksanakan ibadah puasa.
"Kami juga meminta kepada segenap masyarakat Sulsel khususnya umat islam untuk melaksanakan aktivitas ibadah Ramadan dengan ikhlas dan kusyuk seperti shalat berjamaah, tarawih, dan witir. Sehingga kita semua menggapai nilai ketaqwaan diakhir Ramadhan," Khaeroni menambahkan.