ERA.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno mengimbau bahwa kenaikan tarif tiket masuk tempat wisata saat libur Lebaran perlu disosialisasikan dan dirembukkan dahulu dengan sejumlah pihak. Hal ini guna menentukan harga standar yang pas bagi para wisatawan yang berkunjung selama libur Lebaran.
"Kenaikan tarif masuk harus disosialisasikan dan dirembukkan dengan pemerintah daerah dan asosiasi wisata setempat untuk menentukan harga standar yang pas," kata Sandiaga, dikutip Antara.
Lalu, kata Sandiaga, momen libur Lebaran memang merupakan kesempatan emas untuk meningkatkan omzet, apalagi mengingat Lebaran tahun ini merupakan Lebaran pertama tanpa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) usai pandemi Covid-19.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa saat ini kondisi ekonomi masyarakat Indonesia belum sepenuhnya pulih sehingga pengelola tempat wisata tidak boleh asal menaikkan tarif tiket masuk.
"Perhatikan betul-betul kemampuan masyarakat yang sudah nabung ingin pulang ke kampung halaman dan berwisata bersama keluarga, dan mereka menginginkan berwisata dengan harga yang terjangkau," imbuh Sandiaga.
Menurut Sandiaga, hal yang paling penting dilakukan pengelola tempat wisata saat ini adalah fokus pada peningkatan aspek kualitas dan pelayanan agar lebih baik.
Diperkirakan ada beberapa titik tempat wisata yang berpotensi tinggi mengalami lonjakan jumlah wisatawan pada periode libur Lebaran.
Di Jawa Barat, misalnya, lonjakan jumlah wisatawan diprediksi akan terjadi di Puncak, Bogor, Cipanas, Cianjur, Tangkuban Perahu, Lembang, Kawah Putih, Ciwidey, dan beberapa pantai.
Di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, tempat wisata yang diprediksi mengalami lonjakan wisatawan adalah Dieng, Baturaden, Bandungan Semarang, Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan lainnya. Sedangkan di Jawa Timur adalah Jatim Park, Gunung Bromo, Batu, dan taman serta kebun binatang.
"Ini harus kita pastikan agar tidak membludak dan layanannya lebih baik, dan tentunya dengan harga yang tepat," kata Sandiaga.
Libur lebaran tahun ini, menurut Sandiaga, membawa optimisme bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Pada periode tersebut pun pergerakan masyarakat diprediksi akan mencapai 123,8 juta orang atau meningkat 14,2 persen dibandingkan tahun lalu.