ERA.id - Kelompok hacker asal India yang menamakan diri NWH Security mengaku telah meretas data 7 juta warga Indonesia.
Dikutip dari akun Twitter @DarkTracer, hacker India itu pun mempublikasikan data 7 juta warga Indonesia dalam bentuk file Rar.
Diduga aksi ini dilakukan sebagai bentuk balasan terhadap hacker Indonesia yang telah meretas situs pemerintah India dan menjualnya ke Dark Web.
Dalam pesannya, hacker India menyatakan bocornya 7 juta data warga Indonesia ini hanya sebagai contoh.
"Hey bocah, ini cuma contoh. Jadi tolong berhenti untuk menyerang atau kita akan menyerang semakin parah," jelas pesan hacker India itu.
An Indian hacker group called Team NWH Security claimed to have leaked the database of 7 million Indonesian citizens. pic.twitter.com/YEL8X8626l
— Fusion Intelligence Center @ DarkTracer (@darktracer_int) May 31, 2023
Pesan tersebut disampaikan dengan gambar bendera Merah Putih terbakar.
Aksi hacker India ini pun mendapatkan banyak respons dari netizen Indonesia yang nampak tidak peduli dengan data tersebut.
"FC KK Akte saja bisa jadi bungkus gorengan disini wkwkk😂," jelas akun @sihol***
"Cuman data aja... tukang gorengan aja punya data kita 😄," kata @novusinv****
"200 million Indonesian people does not care... go ahead," jelas akun @tukang***
Sebelumnya, Kelompok hacker Indonesia yang menamakan dirinya Hacktivist Indonesia diduga telah meretas sejumlah situs pemerintah India, mencuri data pribadi, dan menjualnya di pasar gelap.
"Mereka meretas beberapa situs pemerintah India serta membocorkan database dan kredensial ke dark web," tulis akun Twitter @darktracer_int, Kamis (25/5/2023).
Bukan hanya itu, Hacktivist Indonesia juga tampak meretas beberapa situs saluran berita di India seperti Swaraj TV dan meninggalkan pesan di halaman depan berbunyi: Hactivist Indonesia Ada di Sini.
Hal ini bukan pertama kali terjadi, sebelumnya pada April lalu mereka juga dikabarkan meretas banyak situs di India akibat pernyataan yang menyinggung umat Islam dari pendeta Hindu India Yati Narsinghanand Saraswati.
Hacktivist Indonesia mengklaim telah meretas belasan ribu situs di India dan pada 15 April telah berhasil membobol sistem keamanan Icici Bank yang merupakan perusahaan jasa keuangan terbesar kedua di sana.
"Kami memasuki sistem tanpa Anda sadari, memasukkan ransomware dan mendapatkan data penting serta rahasia," tulis Hacktivist Indonesia saat itu.