ERA.id - Partai Golkar tak lagi ngotot mendorong Ketua Umumnya Airlangga Hartarto maju sebagai calon wakil presiden (cawapres). Partai berlambang pohon beringin itu terbuka menyodorkan nama lain untuk ditawarkan sebagai bakal calon orang nomor dua di Indonesia.
Hal tersebut menyusul terbentuknya tim teknis menuju kerja sama politik antara Partai Golkar dan PDI Perjuangan.
"Sangat terbuka (mengajukan nama lain sebagai cawapres). Enggak, enggak (harus Airlangga)," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng kepada wartawan, dikutip Sabtu (29/7/2023).
Dia menjelaskan, amanat musyawarat nasional (munas) Partai Golkar bukan mendorong Airlangga sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Melainkan memberikan kewenangan kepada Airlangga untuk menentukan bacapres dan bacawapres yang akan didukung.
"Amanat Munas bukan itu, amanat munas itu memberikan kewenangan Airlangga untuk menentukan capres atau cawapresnya," kata Mekeng.
Terkait keinginan kader Partai Golkar mendorong Airlangga menjadi bacapres maupun bacawapres, menurutnya suatu hal yang wajar.
Namun, Partai Golkar juga harus menghitung kekuatan dari calon yang diajukan. Melainkan harus melihat fakta di lapangan mana yang berpotensi menang.
"Yang penting kalau disodorkan kita bisa menang. Kita nyodorin kalau enggak menang juga percuma. Kita harus hitung-hitungan kalau sodori ini gimana, ini gimana, ini gimana," ucap Mekeng.
"Bahwa kader-kader ada yang menginginkan dia (Airlangga), wajarlah. Tetapi kan kita harus melihat kondisi lapangan," imbuhnya.
Dia lantas menegaskan, Partai Golkar masih memiliki kader-kader potensial yang bisa disodorkan sebagai bacawapres, salah satunya nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Mekeng mengatakan, Ridwan Kamil memiliki potensi sebagai bacawapres. Apalagi elektabilitasnya dalam sejumlah survei cukup tinggi.
"Kita kan masih punya kader yang lain. RK itu disurvei capres itu nomor empat lho, di survei cawaprss kadang-kadang nomor satu, kadang nomor dua. Itukan kader Golkar, dia salah satu waketum," katanya.
"(RK) salah satu yang potensial yang bisa kita ajukan (sebagai bacawapres)," imbuhnya Mekeng.
Walaupun Ridwan Kamil dinilai berpotensi menjadi cawapres, namun nama gubernur Jawa Barat itu tidak disodorkan saat pertemuan antara Airlangga dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada Kamis (27/7).
Hal itu akan dibahas nanti dalam tim teknis yang dibentuk Partai Golkar dan PDIP.
"Nggak, nggak, itu belum, nanti tim teknis yang akan itu," pungkas Mekeng.