ERA.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut tidak ada pembebasan lahan untuk Sodetan Ciliwung selama lima tahun.
Hal tersebut disampaikan terkait pernyataan Presiden Joko Widodo saat peresmian Sodetan Ciliwung bahwa proyek infrastruktur tersebut baru selesai setelah 11 tahun karena terhambat pembebasan lahan.
"Benar (masalah pembebasan lahan), kalau mau bukti ya, DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) PUPR selama hampir 5 tahun itu nol, untuk semua pengendalian banjir di Jakarta karena nggak ada pembebasan lahan," kata Basuki di lingkungan istana kepresidenan Jakarta pada Senin (31/7/2023) Dikutip dari Antara.
Pemerintah sendiri menargetkan normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 33 kilometer (km) dan saat ini baru selesai 16 km.
"Makanya kan masih 17 km kan, dari 33 km baru dibuatnya 16 km, masih 17 lagi. Sekarang dimulai sama Pak Heru (Budi Hartono), diupayakan pembebasan lahannya kami baru alokasikan," tambah Basuki.
Pengerjaan normalisasi Sungai Ciliwung itu akan dilakukan pada 2023-2024 oleh Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.
"Kita juga belum kerjakan (Kali) Sentiong, pompa Sentiong itu 2.500 hektare sendiri, dengan 50 meter kubik per detik, belum rob mesti berapa kilometer kita bikin tanggul," ungkap Basuki.
Pekerjaan tersebut ditargetkan dapat selesai pada Oktober 2023.
"Kalau yang Sentiong Oktober (2023) selesai, ada 5 pompa dibangun, dua operasi, yang tiga 20 Agustus sampe sisanya September, Oktober selesai," ungkap Basuki.
Sementara untuk normalisasi Sungai Ciliwung bergantung pada upaya pembebasan lahan oleh pemprov DKI Jakarta.
"Tergantung pemprov yang akan bebaskan daerah prioritas dulu, 500 meter langsung kita bikin, jadi kita di belakangnya tapi 2024 mudah-mudahan sudah selesai tergantung percepatan pembebasan lahan," tambah Basuki.
Pembangunan Sodetan Ciliwung berupa terowongan sepanjang 1.268 meter dengan dua jalur pipa masing-masing berdiameter 3,5 meter, berfungsi untuk mengalirkan sebagian debit banjir Sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT) dan Kali Cipinang.
Proyek Sodetan Sungai Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) Ibu Kota Jakarta dari hulu hingga hilir. Di bagian hulu telah diselesaikan pembangunan 2 bendungan kering (dry dam) di Kabupaten Bogor, yakni Bendungan Ciawi dengan kapasitas tampung 6,05 juta meter kubik (m3) dan Bendungan Sukamahi berkapasitas tampung 1,7 juta m3.
Proyek Sodetan Ciliwung mulai dikerjakan pada 2013. Pada 2015, pembangunan sodetan Sungai Ciliwung telah tuntas sepanjang 650 meter. Kemudian dilanjutkan pada 2015-2017 dengan pembangunan permanen outlet dan perkuatan tebing Kali Cipinang. Pekerjaan inlet sodetan dari Sungai Ciliwung berada di Kelurahan Bidara Cina menuju arriving shaft di Jalan Otista III, dan sampai ke outlet sodetan di Kanal Banjir Timur atau Kali Cipinang, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur.
Setelah sempat terhenti, Kementerian PUPR melanjutkan pekerjaan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur pada tahun 2021 sepanjang 580 meter meliputi pembangunan ganda sodetan, bangunan permanen inlet dan outlet sodetan serta normalisasi Sungai Ciliwung dan Sungai Cipinang.
Paket pekerjaan dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya (WIKA)- PT Jaya Konstruksi (KSO) dengan masa pelaksanaan 730 hari kalender sesuai kontrak 1 Agustus 2021 hingga 2 Agustus 2023. Secara keseluruhan anggaran yang digunakan untuk pembangunan Sodetan Ciliwung sekitar Rp1,2 triliun.