ERA.id - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan China menjadi negara terbaik di dunia dalam upaya penanggulangan polusi karena berhasil menurunkan 40 persen kadar polusi udara dalam kurun tujuh tahun.
"Contoh paling bagus di dunia itu China. Semua negara berusaha menurunkan ini (polusi udara), ada yang 20 tahun, 25 tahun, China berhasil menurunkan dalam 6 sampai 7 tahun," kata Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI diikuti dalam jaringan (daring) di Jakarta, Rabu (30/8/2023) dikutip dari Antara.
Meski China bukanlah negara populer yang dijadikan sebagai percontohan di dunia, kata Budi, tapi hasil studi Kemenkes RI membuktikan bahwa China adalah negara tercepat dalam pengentasan polusi, yang bertepatan dengan Olimpiade Beijing 2022.
"China tidak ingin Olimpiade Beijing di-bully sama dunia internasional. Dia turunin itu (polusi)," katanya.
Dalam kesempatan itu, Budi memaparkan sejumlah strategi penanggulangan polusi di China yang dapat diimplementasikan di Indonesia.
Pertama, melakukan pemasangan 1.000 alat pemantau kualitas udara di berbagai tempat dengan harga yang relatif sedang namun mampu menjangkau berbagai kota.
Jika alat pemantau tersebut mendeteksi kualitas udara kotor, kata Budi, otoritas setempat langsung menerjunkan petugas mobile reference monitor ke lokasi untuk menganalisa secara mendalam sumber polutan.
Strategi pengendalian polusi berbasis data sumber polutan di China menyasar pengendalian emisi industri, pengendalian emisi kendaraan bermotor, pengendalian debu, pemantauan kualitas udara, dan penurunan risiko dan dampak kesehatan, kata Budi menambahkan.
Pada strategi pengendalian emisi industri dilakukan dengan cara merelokasi dan pembatasan produksi industri berpolusi tinggi, melarang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), mengeliminasi boller batu bara dan mengganti sumber energi alam lainnya, hingga penerapan pajak emisi karbon.
Pengendalian emisi kendaraan dilakukan melalui pemberian subsidi pembelian kendaraan berbahan bakar listrik atau gas, membatasi penjualan kendaraan berbahan bakar bensin atau diesel, membatasi lalu lintas berbahan bakar bensin atau diesel, menegakkan standar emisi yang lebih baik, dan menerapkan layanan transportasi umum tenaga listrik atau gas.
Pengendalian debu dilakukan melalui upaya pengentasan debu di situs konstruksi dan jalan raya.
Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan membangun 5.000 stasiun pemantauan kualitas udara secara realtime berteknologi laser radar dan satelit.
Selain itu, China juga melakukan penurunan risiko dan dampak kesehatan dengan mengedukasi masyarakat melalui penyiaran berkala tingkat kualitas udara kepada masyarakat, pemberlakuan tanggap darurat polusi buruk, reforestasi hingga riset dan inovasi pengendalian polusi udara.
"Dia bisa membuat intervensi policy yang lebih tepat karena berbasis dengan data," katanya.