ERA.id - Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Philips J Vermonte mengatakan Prabowo Subianto sudah mempelajari bahwa sulit menang pemilu presiden jika dia jadi oposisi.
“Ini terlihat bagaimana Prabowo menjaga konstelasi politik dengan Presiden Jokowi dan juga dengan PDI Perjuangan,” kata Philips dalam rilis survei yang digelar Lembaga Survei Indonesia (LSI) secara daring dipantau dari Jakarta, Rabu kemarin.
Menurut dia, Prabowo sudah berpengalaman di pemilu presiden tahu 2014 dan 2019 dengan menjadi oposisi, hasilnya kalah.
Saat ini Prabowo muncul sebagai Menteri Pertahanan dan seakan menjadi kandidat baru dalam Pilpres 2024. “Prabowo seakan masuk mesin cuci dan muncul sebagai kandidat baru,” kata dia.
Prabowo Subianto saat ini unggul dari Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam hasil survei yang dirilis Direktur LSI Djayadi Hanan.
Survei LSI itu dilakukan pada 18-20 September 2023 melalui telepon dengan menjangkau 83 persen populasi nasional dan 17 persen sisanya tidak terjangkau.
Pengambilan sampel survei dilakukan dengan menggunakan metode panggilan angka acak atau random digit dialling (RDD). Wawancara dilakukan melalui telepon pewawancara yang dilatih terhadap 1.206 responden yang dihubungi melalui teknik RDD dengan pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei tersebut diperkirakan kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Prabowo Subianto paling banyak dipilih oleh responden dengan capaian 34 persen. Selanjutnya, diikuti Ganjar Pranowo dengan 30,4 persen, dan Anies Baswedan sebesar 22 persen. Sedangkan sekitar 13,6 persen responden belum menentukan pilihan mereka.
Dalam survei tersebut, Prabowo Subianto unggul di Sumatera, Jawa Barat, Bali Nusa, dan Kalimantan. Sedangkan Ganjar unggul di DKI Jakarta, Jateng DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Maluku Papua. Sementara itu, Anies unggul di Sulawesi dan di Banten, Ganjar dan Prabowo berimbang.