ERA.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengapresiasi tiga daerah di Sulawesi Selatan atas capaian penanganan stunting sehingga angka prevalensi terendah.
"Kami apresiasi tiga daerah di Sulsel yang paling rendah angka prevalensi stuntingnya yakni Kabupaten Barru, Kota Makassar, dan Kabupaten Pinrang," kata dia di sela kunjungan ke Sulsel di Makassar dikutip dari Antara, Jumat (6/10/2023).
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, capaian prevalensi stunting di Kabupaten Barru tercatat 14,1 persen, sedangkan pada 2021 tercatat 26,4 persen, Kota Makassar pada 2022 tercatat 18,4 persen, sedangkan pada 2021 tercatat 18,8 persen, dan Kabupaten Pinrang pada 2022 tercatat 20,9 persen, sedangkan pada 2021 tercatat 24,5 persen.
"Untuk daerah yang masih tinggi angka prevalensi stuntingnya, seperti Kabupaten Jeneponto, Tana Toraja, dan Pangkep (Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan) diharapkan dapat mengambil contoh praktik baik dari tiga daerah terendah stuntingnya," kata Hasto.
Mengenai penanganan atau upaya menekan laju stunting di lapangan, ujar dia, sejak pranikah, tepatnya tiga bulan sebelum menikah, lebih dahulu dilakukan skrining dan pembekalan tentang kesehatan reproduksi terhadap pasangan yang akan menikah.
Pada masa kehamilan, kata dia, seorang ibu harus mengontrol perkembangan janin dalam kandungan dan memberikan asupan gizi sehingga janin tumbuh sehat.
Ia mengatakan setelah seorang ibu melahirkan harus memperhatikan kondisi bayi dan memberikan air susu ibu serta asupan gizi yang baik.
"Ibu yang telah bersalin ataupun pasangannya diminta untuk menggunakan kontrasepsi untuk menjaga jarak kelahiran anak," katanya.