ERA.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan proses penyaluran alat memasak listrik, dalam hal ini penanak nasi, gratis akan dilakukan per paket atau tahapan.
“(Penyaluran alat memasak listrik) ya jalan. Lagi dipetakan pembagiannya paket (per) paket,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dia di sela-sela pertemuan Indonesia Mining Summit 2023 di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Menteri ESDM itu memastikan proses penyaluran akan sesuai dengan paket atau masing-masing tahapan, sehingga tahap awal yang sedang berproses akan diselesaikan pada tahun ini.
“Ya kita akan selesaikan (tahun ini), ini kan ada paket per paket. Nah paket tahun ini diselesaikan tahun ini,” ujar Menteri Arifin.
Ia tak dapat menjelaskan secara rinci siapa saja yang berhak menerima alat memasak listrik tersebut. Namun, menurutnya, program ini dapat membantu mengurangi emisi.
“Kemudian nanti kebutuhan listriknya bisa pakai energi terbarukan, untuk penggunaan listrik di rumah tangga itu memang menjadi salah satu program kita juga,” tutur Menteri Arifin.
Sebelumnya rencana penyaluran penanak nasi gratis ini tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga. Bahkan petunjuk teknisnya telah diturunkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu dalam keterangannya di Jakarta, Senin (9/10) kemarin menyebut ada kriteria tertentu bagi masyarakat yang berhak menerima alat memasak listrik gratis dari pemerintah.
Yaitu, kata dia, mereka yang merupakan pelanggan PLN atau PLN Batam dengan daya 450 -1.300 VA (Volt Ampere) yang berdomisili di daerah tersedia listrik 24 jam menyala, dan rumah tangga tersebut tidak memiliki alat menanak nasi berbasis listrik.
Saat ini Kementerian ESDM sedang menyiapkan data calon penerima atas usulan kepala desa atau pejabat setingkat, namun disebutkan bahwa jumlah penanak nasi hibah dari pemerintah itu adalah 500.000 unit, dengan harapan alat-alat yang dibagikan tersebut dapat menghemat penggunaan elpiji.
"Tujuan program ini adalah menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan. Selain itu program ini bertujuan mengurangi impor elpiji yang digunakan untuk memasak, meningkatkan konsumsi listrik per kapita, serta mendukung teknologi memasak yang lebih bersih," kata Jisman.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta masyarakat agar melakukan diversifikasi pangan. Sehingga, tidak hanya makan nasi.
"Saran saya untuk kita semua warga negara Indonesia, kuncinya selain stok (beras) adalah diversifikasi pangan. Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok, tapi juga karbohidrat-karbohidrat yang lain," pesan Tito usai menghadiri Seminar Internasional Desentralisasi Fiskal di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (3/10).
Tito bahkan menyebut sejumlah jenis beras mengandung gula yang menjadi pencetus diabetes. Ia menyebut makanan lain yang bisa menjadi pengganti beras diantaranya papeda, sorgum, sagu, jagung, talas, ubi jalar hingga sukun.
"Kenapa kita tidak menggenjot kampanye agar masyarakat tidak hanya bergantung kepada beras? Bisa menyehatkan untuk makanan-makanan nonberas, juga mengurangi beban kita untuk mengadakan beras," jelasnya.