ERA.id - Sejumlah relawan pendukung pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD diduga dikeroyok pendukung pasangan calon lain.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto mendesak aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus tersebut.
"Kami minta untuk seluruh aparat penegak hukum untuk tidak tebang pilih, dan mengusut tuntas," tegas Hasto saat ditemui di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).
Dia mengingatkan, proses pemilihan umum (pemilu) harus berjalan dengan damai dan aman.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu juga menyampaikan duka cita atas musibah yang dialami oleh sejumlah relawan Ganjar-Mahfud.
"Kami juga menyampaikan suatu rasa duka cita yang mendalam mengingat mulai terjadi tindak kekerasan dari berbagai bentuk kelompok yang tidak bertanggung jawab," ucap Hasto.
Terpisah, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis menyampaikan, total ada lima orang relawan paslon nomor urut tiga yang diduga menjadi korban kekerasan oleh kelompok lain.
Dari lima orang tersebut, dilaporkan satu orang meninggal dan empat lainnya mengalami luka berat. Peristiwa itu terjadi di Klaten dan Boyolali, Jawa Tengah.
"Kami mendapatkan laporan dari Klaten dan Boyolali, ini laporan dan tindak kekerasan yang sangat tidak bisa diterima. Satu meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka berat," kata Todung.
"Yang meninggal dunia ini adalah relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas oleh oknum pasangan calon yang lain," imbuhnya.
Sedangkan empat koran luka serius, menurut Todung, akibat dianiaya oleh oknum TNI, di pos TNI setempat.
Dia lantas mendesak agar Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto segera mengambil tindakan tegas.
"Kalau itu benar kami ingin minta ke Panglima TNI untuk mengambil tindakan tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini," tegasnya.
Selain itu, TPN Ganjar-Mahfud meminta investigasi lebih lanjut dari Kepolisian dan TNI.
"Kami ingin minta investigasi kepada Kepolisian dan TNI, karena kami sangat prihatin dan sangat sedih dan tidak bisa membayangkan. Apakah kita akan punya pemilu dan pilpres yang damai kalau keadaan semacam ini terus berlanjut apalagi bereskalasi? Jadi ini tidak bisa dibiarkan," pungkas Todung.