Lahan Pertanian Terus Tergerus, TKN Prabowo-Gibran: Kita Sangat Rentan Kelaparan

| 22 Jan 2024 07:02
Lahan Pertanian Terus Tergerus, TKN Prabowo-Gibran: Kita Sangat Rentan Kelaparan
Ilustrasi petani. (Antara)

ERA.id - Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono menyebut, pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2 sangat menyoroti lahan pertanian yang tergerus hingga berdampak pada kelaparan.

Dia menyebut, hari ini telah terjadi ketimpangan yang besar dari pertumbuhan jumlah penduduk dengan lahan pertanian.

“Penduduk kita bertambah 3 juta orang setiap tahun, sekitar 30 bayi per detik. Tahun 2045 diprediksi (penduduk) kita sudah 324 juta jiwa. Sementara di sisi lain, lahan pertanian kita terus berkurang 100.000 hektar setiap tahun. Pak Prabowo menyadari hal ini, bahwa kita sangat rentan kelaparan," kata Budi kepada wartawan, Minggu (21/1/2024).

Menurut Budi, Prabowo menilai masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan mengandalkan impor bahan pangan. Indonesia harus berdaulat.

“Bayangkan jika pasokan dari luar terhenti, Indonesia terjadi bencana kelaparan. Kita rentan, karena menggantungkan perut kita ke negara lain," katanya.

"Bahkan andai impor lancar sekalipun, tetap ada masalah. Produk pangan lokal kita bisa gagal bersaing di pasar, sehingga kesejahteraan petani kita yang menjadi korban," lanjutnya.

Selain itu, Prabowo-Gibran juga akan meneruskan program Food Estate yang digagas Presiden Jokowu untuk menjadi solusi jangka panjang ketahanan pangan nasional.

"Prabowo-Gibran bahkan bertekad menyempurnakannya menjadi Program Lumbung Pangan, diikuti industri pertanian yang memanfaatkan teknologi modern dan digital. Ini menjadi prioritas utama.” urai Budisatrio.

Prabowo-Gibran juga bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan melakukan reformasi agraria untuk mendukung pertanian masyarakat.

“Ada kredit kepemilikan lahan untuk, pembelian panen pemerintah dengan profit minimal 30 persen, akses langsung pupuk subsidi dan benih. Semuanya akan dilakukan karena petani ini ujung tombak kita menghadapi krisis pangan," kata Budi.

Terkait program makan siang dan susu gratis, Budisatrio menjelaskan bahwa program utama tersebut juga bertujuan untuk menciptakan kedaulatan pangan.

“Program itu akan mengandalkan hasil pangan lokal setempat dan akan mampu menyerap produksi petani. Kemudian anak-anak yang diberi makan akan kenyang, tumbuh lebih maksimal, sehingga menjadi generasi yang lebih unggul," kata Budi.

“Dengan petani lebih sejahtera, semoga anak-anak yang lebih pintar ini nantinya mau menjadi petani. Menjadi pahlawan bagi pangan bangsa,” pungkasnya

Rekomendasi