AHY: Investasi di Indonesia Belum Efisien, Masih Banyak Korupsi

| 06 Feb 2024 22:36
AHY: Investasi di Indonesia Belum Efisien, Masih Banyak Korupsi
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Antara)

ERA.id - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, investasi di Indonesia masih kurang efisien. Salah satu penyebabnya adalah sumber daya manusia (SDM) yang kurang produktif.

"Kurang efisiennya investasi di Indonesia, disebabkan oleh persoalan SDM yang kurang produktif, birokrasi yang kurang efisien, masih terjadinya korupsi di berbagai sektor, serta berbagai permasalahan terkait kepastian hukum. Hal-hal inilah yang harus kita benahi bersama," kata AHY saat menyampaikan pidato politik bertemakan 'Indonesia Maju Rakyat Sejahtera' di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2024). 

AHY menjelaskan, salah satu cara mengukur tingkat efisiensi investasi, yakni menggunakan skor Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Saat ini, kata dia, skor ICOR Indonesia berada pada angka 7.

"Semakin rendah skor ICOR, maka semakin baik. Saat ini, skor ICOR Indonesia masih tergolong tinggi, yakni 7, dari standar umum 4. Artinya, investasi kita masih kurang efisien," ujar dia.

Menurut dia, agar investasi yang dilakukan berjalan lebih efisien, maka harus berorientasi pada potensi sumber daya alam (SDA) dan SDM. Sebab, jelas AHY, meskipun suatu investasi memiliki nilai yang tinggi, tapi jenisnya tidak tepat, belum tentu akan menyerap tenaga kerja yang tinggi.

"Contohnya, ada provinsi yang menjadi area industri padat modal. Karena sifatnya padat modal, maka tenaga kerjanya pun membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi. Sementara di daerah itu, tingkat pendidikannya masih cukup rendah," ungkap AHY.

"Akibatnya, banyak penduduk usia produktif, yang tidak terserap oleh industri tersebut. Angka pengangguran pun, akhirnya tetap tinggi," tambahnya.

Sementara itu, AHY menilai, untuk menghasilkan tenaga kerja atau SDM yang produktif, pemerintah perlu membangun sekolah-sekolah kejuruan, dan vokasi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan industri di daerah tersebut. Misalnya, kota yang memiliki industri farmasi, maka pemerintah setempat membangun sekolah menengah analis kimia dan sekolah kejuruan lainnya, termasuk politeknik.

"Dampaknya, angkatan kerja lokal terserap lebih optimal," ujar dia.

AHY pun yakin bahwa pengembangan SDM akan menjadi salah satu fokus utama yang dilakukan oleh pasangan calon capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka jika nantinya memenangkan Pilpres 2024.

Rekomendasi