Tim Editor
ERA.id - Anggota Tim Pembela Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hotman Paris Hutapea menyindir kubu pasangan calon nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD tak tahu diri.
Sebabnya, masih ingin menang gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK), tapi perolehan suaranya sangat parah. Bahkan paling rendah dibanding paslon lainnya, yaitu 16 persen.
"Makanya saya bilang, ini 03 mau ke mana sih? Sudah suaranya parah banget, parah-parah banget, masih ingin menang lagi di MK, enggak tahu diri apa sih?" kata Hotman di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024).
Pengacara kondang itu lantas menyoroti saksi ahli yang dihadirkan pihak Ganjar-Mahfud yaitu Sosiolog Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial, Risa Permana Deli.
Menurutnya, keterangan yang disampaikan dalam sidang justru mengunyungkan pihak Prabowo-Gibran ketimbang Ganjar-Mahfud.
"Terakhir mereka mengatakan kenapa Prabowo menang, karena waktu (Pilpres) 2014 dan 2019, dia (Prabowo) menunjukan ingin berkuasa. Tapi pada saat dia masuk tim Jokowi, dia menunjukan sikap yang sangat cool, dia menunjukan pribadi yang sangat cool, bahkan waktu kampanye pun dia diserang habis-habisan dia tetap tenang, belum lagi tari-tari gemoy, joget gemoy," kata Hotman.
"Itu kata psikolog mereka lho. Eh malah psikolognya menguntungkan kita. Jadi benar-benar saksi mereka menguntungkan kita," imbuhnya.
Selain itu, dia juga menyoroti sikap pihak Ganjar-Mahfud terkait Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang dinilai hanya bersifat asumsi saja.
"Pernah enggak dilakukan audit forensik terhadap Sirekap? Belum pernah. Hanya asumsi, asumsi, omon-omon, jadi ini perkara mengadili adalah mengadili perkara omon-omon, atau lama-lama apa ya omon-omon, onde-onde," pungkas Hotman.
