ERA.id - Hakim Konstitusi, Daniel Yusmic P Foekh mempertanyakan penyebab Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang tidak pernah terlihat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembagian bantuan sosial (bansos) jelang Pilpres 2024. Menurut dia, peran Risma sangat minim dalam penyaluran bantuan tersebut.
"Ibu mensos ini perannya sangat minimalis nih, ada apa nih bu mensos? Apakah setelah rapat kerja dengan DPR itu kemudian membuat ibu menjadi tidak, tidak nampak dalam pembagian bansos dan sebagainya," kata Daniel dalam sidang lanjutan sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat pada Jumat (5/4/2024).
Risma pun menjelaskan alasannya. Dia menyebut, dirinya bakal turun ke lapangan saat terjadi perselisihan.
"Kalau saya turun (ke lapangan) biasanya kalau itu ada dispute. Misalkan perselisihan, itu baru saya turun. Itu pun saya mengajak dari perguruan tinggi. Jadi kalau ada perselisihan, baru saya turun," jelas Risma.
"Jadi kalau saya turun, yang mungkin bapak (tanya) itu. Itu memang orangnya harus saya tolong," sambungnya.
Mantan Wali Kota Surabaya ini mencontohkan, ia menemukan kasus adanya anak yang tidak memiliki orang tua dan rumahnya berada di tepi jurang. Bahkan, dia mengaku harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer untuk menjangkau kediaman anak tersebut.
"Itu enggak ada orang tuanya. Saya harus rayu dia, 'maukah kamu ikut di tempat kami?' Jadi saya datang untuk itu. Apa namanya itu, lebih banyak seperti itu," ungkap Risma.
Selain itu, Risma mengungkapkan, ia juga kerap menemukan kasus terkait anak kecil yang menjadi korban pemerkosaan. Dia bakal turun ke lapangan untuk memastikan keluarga korban mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Atau anak kecil-kecil yang diperkosa, kadang diperkosa bapaknya gitu kan. Kemudian ibunya bingung, kadang anaknya disuruh enggak boleh ngaku sehingga kemudian...karena kenapa anaknya enggak boleh ngaku, karena ketakutan (nanti kedepannya) enggak bisa makan," jelas Risma.
"Itulah yang harus saya yakinkan bahwa dia (korban) dijamin oleh negara. Supaya anaknya tidak disuruh tidak mengakui itu. dan itu berkali-kali saya temukan seperti itu," imbuh dia.