Menkopolhukam soal Anggota Densus Diduga Kuntit Jampidsus: Berita Simpang Siur

| 27 May 2024 19:50
Menkopolhukam soal Anggota Densus Diduga Kuntit Jampidsus: Berita Simpang Siur
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto. (Antara/Genta Tenri Mawangi)

ERA.id - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menyebut, kasus Jampidsus Kejagung, Febrie Adriansyah diduga dikuntit oknum anggota Densus 88 Antiteror Polri merupakan berita simpang siur.

"Ya, mungkin berita itu simpang siur saja," kata Hadi kepada wartawan di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).

Mantan Panglima TNI ini tak bicara banyak mengenai kabar ini dan hanya menyebut hubungan Kejagung dengan Polri baik-baik saja.

Hadi lalu mengatakan dirinya akan berbicara dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin terkait dugaan penguntitan yang dilakukan anggota Densus 88 ini.

"Biarlah biar saya nanti yang akan berbicara dengan keduanya. Yang penting masyarakat itu adalah lihat kedua institusi ini tetap terjaga marwahnya. Nggak, nggak apa-apa, semuanya aman. Percaya sama saya, nanti kalau ada apa-apa saya akan bicara," ucapnya.

Sebelumnya, kabar Jampidsus Febrie dikuntit Densus 88 ini ramai di media sosial. Tak sampai di situ, video menggambarkan konvoi kendaraan bersirine di sekitaran Gedung Kejagung juga tersebar.

Terlihat ada belasan motor dan mobil itu sempat berhenti di depan gerbang gedung dan membunyikan sirine. Lalu, mereka membubarkan diri yang diawali dengan iring-iringan motor lebih dulu.

Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana mengaku belum tahu perihal informasi Jampidsus Febrie dikuntit anggota Densus 88. "Saya belum dapat infonya," kaya Ketut kepada wartawan dikutip Minggu (26/5).

Sementara itu, Febrie belum merespons kabar ini. Begitu juga dengan pihak Polri tidak menanggapi terkait informasi penguntitan tersebut.

Diketahui, Kejagung saat ini sedang menangani sejumlah kasus korupsi. Salah satunya adalah terkait dengan tambang timah yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.

Rekomendasi