ERA.id - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono meminta pemerintah mengevaluasi Utusan Khusus Presiden Miftah Maulana Habiburahman terkait candannya yang menghina pedagang es teh.
Dia menyayangkan ucapan Miftah yang menghina pedagang es teh saat sedang memberikan ceramah keagamaan. Apalagi, Miftah merupakan Utusan Khusus Presiden Bidang Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
"Kita menyayangkan kalau ada apa namanya mungkin statement-statment yang tidak baik, tentu itu patut menjadi evaluasi apalagi namanya pemimpin," kata Budi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Soal kritikan dan desakan masyarakat agar Miftah dicopot dari jabatan Utusan Khusus Presiden, menurutnya hal itu perlu menjadi pertimbangan pemerintah.
"Kita serahkan keputusan-keputusan kalau ada, kita terima sebagai masukan dan kritik yang baik dari masyarakat," ujar Budi.
Sebelumnya, beredar video viral di media sosial sikap Miftah yang menghina pedagang es teh di sela-sela memberikan ceramah acara pengajian di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/11).
Dalam video tersebut, terlihat pedagang es teh sedang berdiri di tengah-tengah jamaah, lalu ditegur oleh Miftah. Awalnya, pemuka agama itu menanyakan apakah dagangan es teh yang dijajakan sudah laku atau belum.
Lalu dengan kasar, Miftah menyuruh pedagang tersebut berjualan dengan nada memaki.
"Es teh mu masih banyak apa nggak? Masih? Ya sana dijual goblok," kata Miftah. Setelah itu dia justru tertawa terbahak-bahak.
Kekinian, Miftah meminta maaf. Dia membela diri dengan beralasan bahwa sering melakukan candaan kepada para jemaah atau para pedagang yang ada di majelis taklim.
"Saya memang sering bercanda dengan siapapun, maka untuk itu atas canda yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung dan mudah-mudahan dibukakan pintu maaf," katanya.
Tak hanya kepada penjual tukang es teh saja, Miftah juga meminta kepada masyarakat luas atas pernyataannya yang bikin gaduh.
"Saya meminta kepada masyarakat yang merasa terganggu atas candaan saya yang dinilai oleh masyarakat mungkin berlebihan untuk itu saya minta maaf," katanya.
Atas perbuatannya itu, Miftah mendapat teguran dari Sekretariat Kabinet (Seskab) Mayor TNI Teddy Indra Wijaya agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan dakwahnya di masyarakat.
"Ini juga merupakan instropeksi bagi saya untuk lebih berhati berbicara di publik dan masyarakat. Saya juga sudah ditegur bapak Seskab untuk lebih hati-hati menyampaikan di depan umum," ujarnya.