ERA.id - Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan kejengahannya terhadap kajian-kajian dan diskusi seperti FGD (forum group discussion) untuk merumuskan kebijakan. Ia menilainya hanya seremonial dan buang-buang anggaran.
"Cukup kajian-kajian, cukup. Apa itu FGD? Forum group discussion, forum group discussion, mau diskusi apa lagi? Itu tuh mengentaskan kemiskinan absolut. Bantu rakyat. Yang lapar carikan makan. Sekolahnya rusak? Perbaiki. Jalan yang rusak? Perbaiki," ujarnya saat membuka Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2025).
"Diskusi, diskusi. Studi banding, studi banding, mau belajar bagaimana mengentaskan kemiskinan studi bandingnya ke Australia. Australia salah satu 10 negara terkaya di dunia, kok belajar ke Australia?" lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo menyindir mereka yang kontra dengan kebijakan efisiensi anggaran.
Ia mengaku tak mempermasalahkan oknum-oknum yang membangkang dari perintahnya, tetapi mereka harus siap berhadapan dengan rakyat.
"Kau boleh melawan Prabowo, tetapi nanti kau lawan emak-emak itu semua itu. Bandel, dablek!" kata Prabowo dalam siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden.
"Ada, yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi raja kecil, ada," lanjutnya.
Di hadapan ibu-ibu Muslimat NU, Prabowo menjelaskan langkah efisiensi di kementerian dan lembaga demi menekan pengeluaran-pengeluaran tak penting, seperti yang sifatnya seremonial.