Tempo Diteror Kepala Babi, Menteri HAM: Polisi Harus Usut, itu Sudah Ancaman

| 22 Mar 2025 17:00
Tempo Diteror Kepala Babi, Menteri HAM: Polisi Harus Usut, itu Sudah Ancaman
Menteri HAM Natalius Pigai. (Antara).

ERA.id - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai meminta polisi segera mengusut kasus teror kepala babi ke Tempo. Menurutnya, hal itu sudah termasuk bentuk ancaman.

Hal itu disampaikan saat menyambangi Kantor Tempo pada Jumat (21/3) usai Sidang Kabinet Paripurna. Dia mengunggah momen tersebut di akun X pribadinya, @NataliusPigai2.

"Saya minta polisi memang harus usut, jangan hanya sekadar mendapat laporan adanya teror dan tidak harus berbais laporan," kata Pigai dalam video yang diunggahnya, Sabtu (22/3/2025).

Dia mengatakan, ancaman bukan hanya secara fisik saja. Tetapi, mengirimkan simbol-simbol yang menakutkan seperti kepala babi juga sudah termasuk bentuk ancaman.

Oleh karena itu, polisi harus begerak cepat. Sebab, sudah menjadi kewajiban Korps Bhayangkara untuk menegakan hukum dan keadilan, serta menjaga stabilitas.

"Adalah kewajiban aparat penegak hukum memastikan adanya rasa keadilan. Yang kedua, mereka juga ikut membantu menetralkan, menjaga stabilitas," ucap Pigai.

"Kalau dari sisi itu sudah ancaman. Ancaman tidak harus fisik, apalagi ancaman dengan simbol-simbol gambaran yang menakutkan, itu tidak boleh," sambungnya.

Dia sangat menyayangkan aksi teror yang menimpa Tempo. Apalagi, ancaman itu tak berselang lama setelah kantor KontraS didatangi oleh orang tak dikenal beberapa waktu lalu.

Menurutnya, peristiwa yang terjadi terhadap Tempo maupun KontraS adalah ancaman serius terhadap pilar-pilar demokrasi.

"Saya kaget, ini baru KontraS, sekarang Tempo. Ini kan pilar-pilar demokrasi kita, tiang utama demokrasi kita," tegas Pigai.

Dalam unggahannya itu, Pigai menekankan bahwa salah satu nyawa suatu negara adalah media dan masyarakat sipil.

"Negara bernyawa karena ada tiang2 penyangga demokrasi yakni pilar Media dan Civil Society," cuitnya.

Lebih lanjut, dia menjamin teror yang diterima Tempo bukan berasal dari pemerintah. Sebab dalam Asta Cita, masalah HAM berada di urutan atas.

"Yang jelas saya punya keyakinan apakah pemerintah, saya kan cukup tahu pemerintah tidak mungkin, sangat tidak mungkin lah ya dengan sadar dan sengaja, yang saya tahu tidak mungkin, karena seperti kami ini, asta cita nomor satu itu demokrasi, yang kedua HAM, yang ketiga hukum," ujar Pigai.

Sebelumnya, Kantor Tempo mendapat paket berisi kepala babi. Teror tersebut merupakan bentuk upaya pembungkaman terhadap kebebasan pers.

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan, pihaknya akan segera mengambil langkah untuk menindaklanjuti teror tersebut.

"Kami sedang menyiapkan langkah-langkah selanjutnya sebagai respons atas kejadian ini," ujar Setri dalam keterangan tertulis, Kamis (20/3).

Kiriman paket berisi kepala babi itu terjadi pada Rabu (19/3). Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam.

Paket itu ditujukan kepada “Cica”. Di Tempo, Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.

Paket diterima satuan pengamanan Tempo pada 19 Maret 2025 pukul 16.15 WIB. Cica baru menerima pada pukul 15 pada Kamis, 20 Maret 2025.

Saat itu, Cica baru pulang dari liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran. Karena mendapat informasi ada paket kiriman untuknya, ia membawa kotak kardus tersebut ke kantor.

Hussein yang membuka kotak itu. Ia mencium bau busuk ketika baru membuka bagian atas kardus tersebut.

Ketika styrofoam terbuka, Hussein melihat isinya kepala babi. Keduanya serta beberapa wartawan membawa kotak kardus di keluar gedung. Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terpampang di sana kepala babi. Kedua telinganya terpotong.

Rekomendasi