Bertemu Senat Kamboja, Puan Tak Bahas Masalah Perlindungan PMI

| 07 May 2025 14:20
Bertemu Senat Kamboja, Puan Tak Bahas Masalah Perlindungan PMI
Ketua DPR Puan Maharani saat menerima kunjungan Ketua Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen. (Istimewa).

ERA.id - Ketua DPR Puan Maharani menerima kunjungan kehormatan Ketua Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen. Namun pertemuan itu tak membahas masalah perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di Kamboja yang belakangan menjadi sorotan.

Pertemuan itu berlangsung tertutup di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

"Tidak ada pembicaraan secara khusus terkait dengan PMI, karena tadi kita bicara secara umum," kata Puan dalam konferensi pers usai pertemuan.

Dia mengatakan, pertemuan itu pada intinya menyepakati bahwa parlemen, baik Indonesia maupun Kamboja, akan mendukung kebijakan pemerintah masing-masing.

"Karena memang tidak mungkin kemudian eksekutif bekerja sendirian tanpa dukungan legislatif, dan itu disepakati oleh Bapak Hun Sen bahwa memang eksekutif dan legislatif harus bekerja sama-sama dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya," kata Puan.

Pertemuan itu juga membahas hubungan kerja sama kedua negara. Menurutnya, hubungan Indonesia dan Kamboja semakin erat.

Menurutnya, kerjasama Indonesia dan Kamboja di bidang ekonomi dan pertahanan semakin meningkat.

"Kemudian perkembangan pembangunan yang ada di Kamboja juga sudah semakin berkembang, dan beliau tentu saja mengharapkan hubungan yang semakin erat ini terus ditingkatkan," kata Puan.

Kerjasama antar parlemen, menurut Puan juga berjalan baik. Dia mengungkapkan bahwa Kamboja terinspirasi dengan Indonesia yang memiliki ketua parlemen perempuan.

"Jadi alhamdulillah Indonesia dan Kamboja punya Ketua DPR perempuan, dan kedepannya semoga hubungan antara Indonesia dan Kamboja tetap baik," kata Puan.

Prihal isu perlindungan PMI di Kamboja tengah menjadi sorotan beberapa waktu belakangan.

Berdasarkan data KBRI Kamboja, jumlah kasus WNI bermasalah (WNIB) meningkat hingga 60 kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sejak 2020 hingga 2024.

Lonjakan yang cukup tinggi terlihat dari 56 kasus pada 2020, menjadi 3.310 kasus pada 2024. Yang paling mengkhawatirkan adalah 75 persen kasus ini terkait WNI yang terjebak dalam pekerjaan online scam.

KBRI Kamboja bahkan sudah menangani 92 kasus kematian WNI untuk tahun 2024. Di mana jumlah tersebut meningkat 24,3 persen dari tahun 2023. 

Rekomendasi