ERA.id - Presiden RI Prabowo Subianto belum mau merombak Kabinet Merah Putih atau reshuffle karena para menterinya bekerja dengan baik.
"Saya tidak ada rencana mau reshuffle, sementara saya menilai tim saya bekerja dengan baik," ujar Prabowo saat memberikan keterangan setelah menutupInternational Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis kemarin.
Prabowo menilai adanya kritik terhadap kinerja pemerintah merupakan hal yang wajar dalam sistem demokrasi.
"Dalam pemerintahan, dalam demokrasi, ada kritik biasa dan kita tidak bisa memuaskan semua orang. Tapi saya sebagai pengguna, saya sebagai user, menteri-menteri saya bekerja dengan baik," kata Prabowo.
Prabowo menyatakan para menterinya bekerja keras dan memiliki niat baik, meski kadang terdapat kesalahan dalam penyampaian. "Kadang-kadang ada salah bicara, itu biasa. Tapi mereka kerja keras, niat mereka baik, kita sudah kompak, kita punya tim yang baik," ucap Presiden.
Prabowo menekankan bahwa pemerintahannya dibentuk berdasarkan prinsip kesetiaan kepada negara dan menurutnya semua partai politik telah memberikan kader-kader terbaik untuk masuk dalam kabinet.
"Kita tidak ada orangnya siapa, orangnya siapa, tidak ada. Kita menganut azas ya falsafah kesetiaan kepada kelompok dan partai berhenti pada saat kesetiaan kepada negara mulai. Partai-partai telah memberi kader-kader yang terbaik. Saya menuntut, saya minta, dan mereka memberi," pungkas Prabowo.
Merespons itu, Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mohammad Toha berharap para menteri tidak bikin gaduh usai posisi mereka aman dari reshuffle untuk saat ini.
"Presiden tentu punya pertimbangan sendiri. Tapi dengan tidak adanya reshuffle dalam waktu dekat, para menteri harus memaknainya sebagai bentuk kepercayaan dan kesempatan untuk bekerja lebih keras lagi," ujar Toha, Jumat (13/6/2025).
Legislator yang membidangi urusan pemerintahan dan reformasi birokrasi itu juga menekankan pentingnya menjaga komunikasi publik yang sehat. Dia mengimbau para menteri menghindari berbagai pernyataan yang bisa menimbulkan polemik atau multitafsir di tengah masyarakat.
"Jangan malah sibuk berkomentar yang kontroversial atau memperkeruh suasana. Rakyat butuh kerja nyata, bukan wacana yang memecah fokus atau menimbulkan ketidakpastian," ucap dia.
Toha pun tak lupa menekankan pentingnya konsolidasi internal dalam kabinet. Alasannya, kata dia, seluruh pihak ingin melihat pemerintahan periode ini menuntaskan tugasnya dengan baik hingga akhir masa jabatan.