Era.id - Isu dipisahnya orang mampu dan tidak, jika ingin berkunjung ke Labuan Bajo atau pulau tertentu di Flores (wisata premium), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditanggapi oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Bukan untuk membuat jarak antara orang yang mampu dan tidak, tetapi semata-mata memberikan kesempatan kepada semua, baik publik dalam negeri, untuk menikmati sesuai dengan kapasitas atau kemampuan masing-masing," tutur Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, Sabtu (18/7/2020).
Kebijakan itu dirasanya tepat setelah Indonesia dirundung wabah COVID-19. Menurutnya, kerumunan tentu tidak ideal lagi. Demikian juga dengan wisata ke depan, orang akan datang tidak dengan jumlah yang banyak, tetapi hanya beberapa orang saja.
Lebih jauh, Suharso menambahkan, bahwa selain mendorong agar wisata premium dari segi pariwisata, Bappenas juga mendorong agar dari sektor pangan, pertanian peternakan juga dan perikanan harus aman dan dikembangkan.
"Saya kira keberadaan pariwisata itu pertama memberikan lapangan kerja yang besar ya bagi masyarakat sekitar. Kemudian juga tentunya efek efek berantai itu relatif bagus, dibanding sekitar dan yang lain," ujar dia.
Sebab dengan pariwisata, wisatawan memerlukan cinderamata. "Tentu hal itu akan mendorong industri rumahan berkembang, sehingga masyarakat bisa merasakan langsung dampak dari pariwisata itu," tandasnya.
Suharso juga mendukung kebijakan dari Gubernur NTT Viktor B Laiskodat, agar Pulau Komodo ke depannya akan lebih selektif untuk wisatawan. Artinya, bahwa pulau itu akan menjadi wisata premium, sementara Pulau Rinca dan sekitarnya dijadikan sebagai lokasi wisata massal.